Tahun 2020 ini Indonesia dihadapi oleh pandemi COVID-19 yang hampir melumpuhkan beberapa sektor yang ada di Indonesia, tak terkecuali di dunia Pendidikan. Sejak merebaknya pandemi ini, pemerintah pusat dan beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan surat edaran untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau distance education.Â
Pemberlakuan sistem belajar jarak jauh telah diterapkan di semua jenjang pendidikan. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta guru-guru mengajar dari rumah dan menerapkan sistem belajar jarak jauh selama masa penutupan sekolah di Ibu Kota melalui Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta nomor 2/SE/2020.Â
Selain itu, beberapa perguruan tinggi juga telah mengeluarkan kebijakan terkait belajar jarak jauh. Pemberlakuan sistem belajar jarak jauh bermaksud untuk menekan persebaran COVID-19 di kalangan masyarakat, terutama pada anak-anak.
Selain untuk mencegah penyebaran COVID-19, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh juga dilakukan sebagai pengganti dari sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dan perguruan tinggi. Kegiatan belajar mengajar harus tetap berlangsung walaupun sekolah dan perguruan tinggi diliburkan.
Namun, pembelajaran jarak jauh sendiri masih belum melekat di kalangan pelajar di Indonesia. Apa itu pembelajaran jarak jauh? Apakah pembelajaran jarak jauh dapat menjadi metode terbaik untuk kegiatan belajar mengajar selain di sekolah dan perguruan tinggi?
Perkembangan Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh merupakan sebuah sistem pendidikan dengan kondisi pelajar dan pengajar berada di tempat yang berbeda. Bentuk pembelajaran melalui virtual maupun tulisan [1].Â
Sistem pembelajaran jarak jauh sendiri telah berevolusi seiring berjalannya waktu. Beberapa orang berpendapat bahwa pembelajaran jarak jauh pertama terjadi pada tahun 1840 di Inggris ketika seorang pendidik, Sir Isaac Pitman memberikan tugas kepada muridnya melalui surat (korespondensi) dan muridnya mengumpulkan tugas kepada beliau melalui surat juga.
 Pada tahun 1858, Universitas London menjadi universitas pertama yang menawarkan sistem pembelajaran jarak jauh. Tahun-tahun setelahnya, Universitas Chicago meluncurkan sistem pembelajaran jarak jauh menggunakan radio dan televisi, yaitu pada tahun 1892.
Di Indonesia, sistem pembelajaran jarak jauh telah ada sejak tahun 1950. Metode yang digunakan saat itu berupa korespondensi. Selanjutnya, pada tahun 1984, Universitas Terbuka mulai mengadopsi sistem pembelajaran jarak jauh. Sistem belajar jarak jauh terus berevolusi dari masa ke masa hingga pada tahun 2016, dibentuklah idREN, yaitu jaringan tertutup nasional yang berfungsi sebagai tempat riset berbagai perguruan tinggi [2].Â