Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Kalsel memastikan belum akan menerbitkan himbauan kepada sekolah untuk meliburkan peserta didiknya karena kabut asap. Di mana kabut asap yang terjadi beberapa pekan terakhir masih dalam batas toleransi, sehingga dinilai masih belun terlalu mengganggu aktivitas.
Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Muslim, hingga saat ini belum ada laporan terkait dampak pada kesehatan akibat kabut asap, yang mayoritas terjadi di kawasan Kota Banjarbaru dan sekitarnya, yang juga beimbas ke ibukota provinsi, Banjarmasin. Namun pihaknya tetap akan melakukan kajian dan melakukan langkah-langkah preventif atau pencegahan, agar kabut asap yang terjadi tidak sampai menyebabkan gangguan kesehatan pada warga. "Kita tetap lakukan upaya preventif, yang mana saat ini kabutnya masih dapat ditoleransi," ucapnya kepada awak media.
Ditambahkan Muslim, sejak satu bulan terakhir, Dinas Kesehatan Kalsel sudah mulai membagikan masker kepada warga, baik melalui pembagian secara langsung maupun di masing-masing fasilitas kesehatan. Kendati tidak 100% efektif, namun penggunaan masker setidaknya diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk dari kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini. Ia juga mengimbau kepada masyarakat, untuk mengurangi aktivitas di luar rumah ketika kabut asap dirasakan mulai pekat dan menggunakan masker sebagai perlindungan.
Beberapa waktu terakhir, kabut asap rupanya juga sudah memasuki kawasan Kota Banjarmasin, di mana asap diduga kuat kiriman dari Kabupaten Barito Kuala, selain tentunya dari kawasan Kota Banjarbaru yang memang menjadi titik terparah kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Asap terpantau berlangsung sejak memasuki malam hari dan semakin pekat pada dinihari hingga pagi, namun kembali berangsur normal pada siang harinya. (Ev)