Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(6) Tawuran di Ramadhan, Pentingnya Kesadaran Diri

28 Maret 2023   18:19 Diperbarui: 28 Maret 2023   19:07 2276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Ramadhan pun tawuran. Bagaimana anak dididik di rumah, sekolah? Bagaimana pendidikan di Indonesia? SEHARUSNYA, SETIAP ORANG yang akan menikah di Indonesia, sudah mendapatkan SURAT IZIN MENIKAH (SIM) dari lembaga berwenang. Untuk lulus SIM, ada materi pendidikan mendidik anak, sehingga digaransi nantinya dapat mendidik anaknya di rumah, sesuai kompetensi yang telah dididik di lembaga. Bagaimana di sekolah?(Supartono JW.Ramadhan6.1444H.28032023)

Baru memasuki hari ke-6 ibadah Ramadhan 1444 Hijriah, tercatat sudah ada delapan aksi tawuran yang terjadi di wilayah Jakarta dan Tangerang, satu di antaranya berujung dengan jatuhnya korban jiwa.

Dari penjelasan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, tawuran selama Ramadan ini kerap dipicu kegiatan berkerumun.
"Karena diawali adanya potensi, ngabuburit atau menunggu buka puasa, menunggu sahur," kata Trunoyudo kepada wartawan, Senin (27/3/2023).

Trunoyudo menambahkan, kegiatan berkerumun itu memicu terjadinya potensi gesekan saat bertemu dengan kelompok lain.

Masalah tawuran di tengah ibadah Ramadhan ini, juga ada klitih di Yogyakarta, sebelum saya ulas latar belakang dan masalahnya, tentunya mustahil terjadi bila para pelakunya, manusia-manusia yang tahu diri.

Dan ini, bukan kebetulan, sebab di Ramadhan 1444 Hijriah ini, saya memang sengaja mengangkat tema artikel untuk Tebar Hikmah Ramadhan tentang "Manusia Tahu Diri".

Jadi, bila para pelaku tawuran, para pribadi dan individu yang tahu diri, sudah tentu, tidak akan ada tawuran. Terlebih di bulan penuh berkah dan ampunan ini. Pasalnya pribadi yang tahu diri, tentu akan mampu mengontrol diri sendiri dan sadar diri. Sehingga ibarat sinetron atau pertinjukkan drama, tidak meneruskan kisah klasik yang mentradisi di Indonesia, yaitu drama tentang tawuran pelajar yang terus terjadi episode per episode, sambung-menyambung, berjilid-jilid.

Akar tawuran

Menyoal tawuran, khususnya pada pelajaran dan umumnya pada masyarakat, banyak pihak yang bertanya tidak ada habisnya. Siapakah yang bertanggung jawab hingga terjadi tawuran? Siapakah yang salah? Sekolah? Kurikulum? Orangtua? Masyarakat? Atau Pemerintah?

Jawabnya, semua salah. Dan, ini kesalahan kolektif. Namun, bila mau diurut dari mana yang punya andil kesalahan terbesar, bisa saja awalnya dari kesalahan orangtua yang gagal mendidik anaknya di lingkungan keluarga. Lalu, diperparah oleh kegagalan sekolah dalam mendidik anak-anak yang sudah gagal di rumah.

Ujungnya, anak-anak ini gagal dididik di rumah, gagal dididik di sekolah, dan akhirnya menjadi masalah di kehidupan nyata, di tengah masyarakat, yaitu lahirnya anak-anak yang gagal dalam pendidikan, mereka berbaur menjadi satu. Salah satu kegiatan negatif yang dilakukan adalah tawuran. Bangga, bila sampai menciderai atau menghilangkan nyawa lawan tawurannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun