Pak Terawan masih membingungkan, Pak Presiden undang artis-seniman yang jauh panggang dari api untuk mendukung penanganan corona. Sementara, corona juga dijadikan kendaraan politik dan lahan mencari anggaran oleh beberapa pihak. Bagaimana ini?
Sementara rakyat juga masih teriak dan butuh laporan data corona yang benar. Ruwet.
Setelah video kemarahan Presiden Jokowi dipublikasikan, dan masyarakat menunggu siapa gerangan para menteri yang bakal dipecat Jokowi, ternyata hingga detik ini, semua hal itu masih sekadar wacana.
Namun, belum lagi menunjukkan kinerja yang baik dan menjadi menteri yang paling banyak diprediksi akan dipecat oleh Jokowi, lagi-lagi sang menteri ini bikin dua blunder lagi yang sangat mengecewakan masyarakat.
Pertama harus membuat peraturan tentang pergantian istilah-istilah dalam corona yang tak ada urgensinya bagi rakyat. Kedua, kini membuat blunder pernyataan lagi dalam komunikasi publik yang bikin rakyat mengelus dada.
Bahkan dalam kolom komentar atas blunder pernyataanya tersebut, warganet mengumpat dengan berbagai komenter seperti saya kutip dari kolom komentar di artikel menyangkut dirinya, di CNN Rabu (15/7/2020) ada komentar semacam: "Anda waras?". "Gantiiiiiii!". "Kalau presiden mau jaga wibawa, pecat orang ini!", dll.
Mengapa warganet begitu kesal dan marah? Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengakui penyerapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan masih rendah. Ia bilang hal itu karena jumlah pasien yang masih sedikit.
"Kalau penyerapan kurang kan berarti pasiennya sedikit. Santunan juga kalau penyerapannya kurang berarti yang meninggal sedikit, untuk tenaga kesehatan," ungkap Terawan dalam Rapat Badan Anggaran melalui video conference, Rabu (15/7).
Luar biasa pernyataan Terawan ini. Apa sebelum bicara tidak dipersiapkan dulu kata-kata yang tidak membikin rakyat marah? Mengapa sepertinya bicara tanpa "ayakan". Sangat memiriskan.
Bila maksud Terawan disampaikan dengan bahasa yang lebih santun, meski maksudnya sama, maka tentu tidak akan menimbulkan blunder lagi. Masa bahasa seorang menteri seperti itu?
Bahkan dalam tambahan penjelasannya, Terawan mengungkap bahwa serapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan akan banyak jika jumlah pasien yang sakit dan tenaga medis yang meninggal lebih banyak. Dengan kata lain, penyerapan anggaran akan bergantung dari perkembangan kasus penularan virus corona.