Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya yang Buruk dan Tak Etis, Anak Buah Membantah Menteri Soal PJJ Permanen

7 Juli 2020   14:55 Diperbarui: 7 Juli 2020   16:21 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila selama ini para menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) atau Kabinet Jilid 2 Presiden Jokowi dianggap lemah dalam hal komunikasi publik, nampaknya tradisi itu diteruskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendilbud).

Pasalnya, statemen-pernyataan Mas Nadiem sebagai Kemendikbud justru dibantah oleh "bawahannya". Ini sungguh tak etis apalagi elok.

Dalam berita yang tersiar di berbagai media, misalnya saya lansir dari infopresiden.com, Selasa (7/7/2020), menyebutkan bahwa Kementerian Kemendikbud menjelaskan bahwa yang akan dipermanenkan adalah platform pembelajaran jarak jauh (PJJ), bukan metode PJJ itu sendiri.

Namun, ironisnya hal tersebut disampaikan bukan oleh Nadiem, dengan tujuan untuk menjernihkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat yang menyatakan PJJ atau belajar dari rumah akan dibuat menjadi permanen dengan bantahan bahwa PJJ hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, serta merah, dan tidak akan permanen.

"Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar," tegas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril di Jakarta, pada Senin (06/07/2020).

Padahal, sebelumnya Nadiem jelas-jelas
 menyebut PJJ akan permanen yang langsung ditanggapi oleh berbagai pihak dan masyarakat secara negatif, sebab Nadiem menyatakan pendidikan jarak jauh (PJJ) bisa diterapkan secara permanen usai pandemi COVID-19.

"PJJ nantinya akan menjadi permanen, tidak hanya pada saat pandemi COVID-19 saja," ujar Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis. (2/7/2020)

Pernyataan Nadiem yang dibantah oleh Iwan, apakah sebuah kecerobohan Nadiem sebagai Mendikbud atau kecerobohan Iwan sebagai bawahan menteri.

Bila benar pernyataan Iwan yang dimaksud sebagai pelurusan pernyataan Nadiem, mengapa hal itu tidak disampaikan oleh Nadeim sendiri. Mengapa harus Iwan sebagai anak buah yang meluruskan.

Kejadian ini, sungguh tak etis, dan Iwan jadi terkesan meremehkan dan merendahkan Menteri Nadiem.

Seharusnya, apa yang disebutkan Iwan bahwa sesuai Surat Keputusan Bersama Empat Kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada pada zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat lainnya dapat melaksanakan metode pembelajaran secara tatap muka. Karena itu, jumlah daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka akan terus meningkat seiring dengan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun