Di tengah pandemi corona dan bulan Ramadan, dengan kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, seharusnya menjadikan siapa pun, baik individu/pribadi, lembaga, instansi, institusi, hingga organisasi melakukan instrospeksi dan refleksi diri.
Sayang, bagi Organisasi PSSI dengan turunannya, seperti PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan juga para pelaku sepak bola, tetap saja dilanda masalah.
PSSI yang tengah menyiapkan diri untuk Piala Dunia U-20 dan program-program mengarah prestasi lainnya, ternyata harus didera masalah akibat Sekjennya mengundurkan diri.
Alih-alih segera terpilih Sekjen, Deputi, dan Direktur Keuangan yang baru, gangguan malah datang dari internal PSSI, hingga proses penunjukkan Sekjen baru pun terkendala.
Padahal dari para calon yang telah di pilih maupun yang melamar, telah mengerucut kepada empat nama kandidat yang memiliki point tertinggi.Â
Belum kelar proses dan progres pemilihan Sekjen, tiba-tiba berhembus masalah nepotisme di tubuh PT LIB.
Buntutnya, media massa langsung membikin kabar bahwa PSSI 1 (Iwan Bule) dan PSSI 2 (Cucu) hubungannya menjadi tidak mesra.Â
Dan, pada ujungnya, sengkarut PT LIB mencapai puncaknya, tatkala sang Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri mengundurkan diri dari jabatannya.
Keputusan itu disampaikan Cucu pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Liga Indonesia Baru yang berlangsung pada Senin, 18 Mei 2020 secara virtual.Â
Dalam RUPSLB yang dihadiri oleh semua klub Liga 1, sebagai pemegang saham LIB, direksi dan komisaris PT LIB, serta perwakilan PSSI, Dirut LIB menyampaikan pengunduran dirinya dan seluruh peserta rapat menyetujui.Â
Selain Cucu, tiga komisaris lain juga mengundurkan diri yakni Komisaris Utama Sonhadji, Hasani Abdul Gani dan Hakim Putratama. Bila para pemimpin PT LIB ini ramai-ramai mengundurkan diri, lalu bagaimana nasib Klub Liga1 dan Liga 2?Â