Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bila "Sin-Bin" Diterapkan untuk Wasit Sepak Bola Akar Rumput Kita

19 November 2019   13:39 Diperbarui: 20 November 2019   17:23 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Supartono JW

Sebagai contoh, dalam kompetisi yang dikelola olah pihak swasta dan menjadi kawahcandradimukanya calon pemain nasional, baik di kompetisi Indonesia Junior Soccer Leauge (IJSL), Indonesia Junior Leauge (IJL), Liga Kompas Gramedia, dan Liga TopSkor, sangat sering terdengar keluhan dari pemain, pelatih, ofisial, hingga orangtua yang mengungkap bahwa wasit mempimpin laga tidak objektif, wasit curang dll. 

Sering sangat kentara wasit begitu mudah meniup pluit untuk menghukum salah satu tim atau memberikan keuntungan satu tim, yang akibatnya pemain tidak dapat bermain secara normal, karena sudah merasa ditekan oleh wasit. 

Bila hal ini terjadi, maka akan terdengar celetukan dari pinggir lapangan yang berujar wasit satu daerah dengan tim yang diuntungkan, ada pula yang berujar wasit dibayar berapa. 

Banyak sekali kejadian yang pemicunya wasit, lalu membikin pemain/pelatih/ofisial/orangtua menjadi gerah dan marah. Sudah menjadi kewajaran dalam laga ada kalah dan menang, namun bila dipimpin oleh wasit yang cerdas, objektif, dan adil, maka usai laga, semua pemain, pelatih, ofisial hingga orangtua akan tetap bangga dan saling memuji. 

Tidak lucu kan, dalam sebuah laga, seorang wasit sangat kentara sering menghukum salah satu tim, sementara semua pemirsa di pinggir lapangan juga melihat kejadian. Tapi saat terjadi pelanggaran dengan bobot yang sama oleh tim satunya, tidak ada tiupan pluit apalagi hukuman dari wasit. 

Bagaimana tidak membuat para pelaku dan penonton meradang? Malah ada, keputusan pinalti yang langsung memutuskan adalah wasit pinggir. 

Terang saja penonton di pinggir lapangan berteriak, dibayar berapa? Padahal para pemain, pelatih, ofisial, dan orangtua sudah legawa persoalan kalah dan menang bukan untuk ukuran di sepak bola akar rumput. 

Namun keberadaan wasit yang tak standar, mungkin juga dibayar, dan lain sebagainya, sangat fatal menjadi perampas permainan anak-anak yang tak wajar dan tertekan. 

Yang dilihat dalam laga bukan lagi permainan anak-anak hasil pelatihan dan pembinaan. Namun, keceriaan dan kecerdasan bermain anak-anak dirampas oleh wasit. 

Lebih mendasar dan sering menjadi pertanyaan, wasit-wasit yang memimpin laga sepak bola akar rumput itu pendidikan formalnya apa? 

Karena sering kali para wasit memimpin sangat nampak tak paham aspek pedagogis anak usia dini dan muda. Bekal pendidikan formal yang tidak memadai plus bekal pelatihan menjadi wasit yang hanya hitungan minggu atau bulan, mana cukup dapat diandalkan untuk memimpin laga sepak bola akar rumput yang harusnya malah mencerdaskan dan membentuk mental dan karakter anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun