Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Misuh, Istighfar, dan Quote(s): Kamu Pilih Mana?

15 Desember 2018   03:52 Diperbarui: 15 Desember 2018   05:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasti ada situasi dalam hidupmu yang sangat nggak menguntungkanmu. Pasti. Lagi benerin genteng bocor, naik tangga, ehh.. jatuh dari tangga, kaki nginjek kulit pisang, tangganya ikut jatuh, nimpe kamu, pecahan eternit di lokasi genteng bocornya kena badan kamu (untung gak kena kepala), Si Tangga yang jatuh nendang ember tadah air bocor, embernya ngeguling, airnya luber, tumpah, pas kena dan ngalir ke lokasi tempat jatuhmu, airnya rada-rada bau pipis kucing dan ... teman-temanmu gak ada yang nolong kamu, semua ngabur karena kamu dianggap apes dan bawa sial.... ! Boro-boro nolong. Malahan pada ngetawain kenceng-kenceng.

Bwahaha! Buaaaajindul gak sih kayak gitu?

Ada yang bisik-bisik ngomongin, nggosipin. Ada yang cekikikan mentertawakan dan ... 'nyukurin'. Teman-teman yang tadinya banyak, tinggal satu-dua yang mau nelpon dan ngajak ngopi. Eh. Maksudnya, mau tergopoh-gopoh nolong dan mastiin kamu gak kenapa-kenapa. Misal: kamu nggak jadi buta karena pantatmu mendarat duluan di lantai, kakimu nggak terkilir, kamu nggak gegar otak, atau kamu nggak tiba-tiba amnesia kayak cerita sinetron Indonesia. Teman yang tadinya sangat deket banget, lari, ngibrit, dan menghindar dengan seribu satu alasan supaya nggak ketularan sial. Habis manis sepah dibuang. Teman yang palsu, sudah pasti langsung kelihatan keasliannya. Eh. Maksudnya, udah pasti kelihatan 'keasliannya bahwa mereka itu palsu'.

Lalu kamu hanya bisa mengumpat.

Jiaaaammmbbuuu!
Suuuuuuuuuuuuuuuu ... kunnn!
Duoooondooong!
Kateeeessss!
Blimbiiing!
Nangka!
Gedaaaang!
Stroberi!
Salakkk!
Pelemmm!
Kessssemekk!
Rambutannnn!
Manggissss!
Dukuuu!
Durrrreeeeennnn!

(Minjem pisuhan temenku yang namanya Ayu, yang suatu ketika kubaca di story Instagramnya, hahaha)

Tambah satu lagi: Klengkenganeeeeee ...!

Ya gitu deh.

Kalau Si Kamu ini cukup relijiyes dan punya spiritualitas, kalem, jaim, sama sekali nggak ekspresif, dan yang pasti nggak atheis, mungkin sih gak akan misuh-misuh begitu. Pasti akan beristighfar. Atau, paling nggak, abis misuh 'njuk kelingan Gusti Allah'. Lalu inget tentang Tuhan. Bahwa Tuhan Jauh Lebih Agung dari masalah yang kamu punya. Lebih Ada dan Selalu Ada untuk 'disambati' (dikeluh-kesahi sekaligus dimohonkan Pertolongan-Nya). Bahwa 'obahing urip iku yo ora liyo mergo kersane Gusti Allah'. Itu Bahasa Ibu saya, bahasa Jawa. Terjemahannya, segala gerak gerik kehidupan itu, tak lain tak bukan, adalah karena Kehendak Yang Maha Pencipta. Jadi, baik tangga, ember, kucing, eternit, sampai pisang pun, semua bergerak karena Diutus Beliau.

Dan manusia kan beda-beda.

Kabar baiknya, sebeda-beda apapun, manusia punya sifat dasar kembali kepada yang ilahiah. The divine. Ke hati kecil, ke nurani. Meskipun prosesnya kayak evolusi. Teman yang baik buatmu adalah teman yang mau mendengarkan. Belum tentu, kamu butuh dikasihani, dikasih duit, dikasih hati, dikasih jamu, dikasih kerjasn, apalagi dikasih nasehat, kaaan, kalau lagi kayak gitu?

Buat kamu-kamu yang lagi apes kayak deskripsi di paragraf pertama tulisan ini, quote ini moga-moga bisa ngademin dan jadi pengganti teman palsu.

Badai Pasti Berlalu.

Oh ya, ini bukan nasehat, hanya sebuah quote,  tulisan, untuk dibaca saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun