Indonesia masuk era moderenisasi digital belum genap 10 tahun, namun pertumbuhan digital di Indonesia begitu pesat. Hampr semua orang di Indonesia mempunyai gedet.
Sepertinya Indonesia menjadi lokasi yang seksi bagi pertumbuhan ekonomi digital. Berdasarkan laporan Temasek, ekonomi digital Indonesia tahun 2029 mencetak USD 40 miliar atau Rp 556,6 triliun (USD 1 = Rp 14.166).
Angka pertumbuhan ekonomi digital merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara tahun ini, mengalahkan Thailand (USD 16 miliar), Singapura (USD 12 miliar), Vietnam (Rp 12 miliar), Malaysia (USD 11 miliar), dan Filipina (USD 7 miliar).
Gedet atau ponsel pintar saat ini nampaknya buka saja bisa untuk mejeng, tapi juga untuk berbisnis, faktanya saat ini industry 4.0 menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia.
Salah satu contoh bisnis era digital adalah media online, penjualan online dan lain sebagainya. Hampir semua menggunakan Hand Phone.
Semua bisnis ini sudah dipastikan menggunakan media sosial, facebook, instagram, Wahtsap, twwiter dan media sosial lainya.
Dikutip dari katadata.co.id, berdasarkan hasil riset  Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi.
Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.
Besarnya populasi, pesatnya pertumbuhan pengguna internet  dan telepon merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional.
Alhasil, muncul e-commerce, transportasi online, toko online dan bisnis lainnya berbasis internet di tanah air. Ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Artinya hampir setengah penduduk Indonesia menggunakan media sosial, inilah yang membuat kekuatan media sosial makin di takuti masyarakat, media sosial pengaruhnya saat ini cukup tinggi.