Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[LOMBAPK] Gandeng Hati di "Inferno Sourabaya"

20 Januari 2017   15:37 Diperbarui: 20 Januari 2017   15:51 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: kompasiana.com

Gelegar getar peristiwa pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945 itu – ternyata tidak hanya menghentak masyarakat Indonesia saja, tetapi juga membuat gegap gempita masyarakat diluar negeri.

Terbukti dengan beberapa tulisan dari para perwira Inggris yang  pernah ikut terlibat dengan peperangan di Surabaya yang demikian terkenal.

Untuk  Indonesia peristiwa  itu juga merupakan pelajaran berharga bagi seni bermasyarakat dan berhidupan bersama.

Kesaksian pelaku dari tentara Inggris

Tulisan Kolonel pensiunan JPA Parrot – yang kemudian menjadi Guru Besar di Monash dan Cornell University, menyebutkan bahwa , setelah terjadi insiden tertembaknya Jendral Mallaby didepan gedung Internatio,  disusul ultimatum tentara Inggris tgl. 9 November 1945

Tentara Inggris dengan congkak  menuntut agar Pemerintah Indonesia dan Rakyat Surabaya menyerah dan bertekuk lutut kepada Inggris.

Ultimatum ini menyulut kobaran amarah rakyat dan makin meradang setelah tahu bahwa tentara Belanda ikut “membonceng “  serta  berusaaha menguasai kembali Indonesia.

 Peristiwa  ini kemudian diikuti dengan beberapa pertempuran

I.   3 malam, yaitu dari 28 October sampai dengan 30 October 1945.

II   21 hari – permulaan Desember 1945 , lebih dari 500 jam

21 hari – tiga pekan itu Surabaya dihujani siang malam oleh meriam Angkatan Darat dan Laut Inggris, kemudian ditambah beberapa kapal perang dan 20 kapal terbang bantuan Sekutu dari Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun