Mohon tunggu...
Siti Shofia Latifah Azzahra
Siti Shofia Latifah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Science

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030013)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Isra Mi'raj: Tentang Langit yang Cemburu kepada Bumi

11 Maret 2021   14:14 Diperbarui: 11 Maret 2021   14:38 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam di seluruh dunia memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Begitu pula di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya adalah muslim.

Lalu, apa sebenarnya arti Isra Mi'raj?

Tak sedikit masyarakat yang salah mengartikan, menganggap bahwa Isra Mi'raj adalah satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya, Isra dan Mi'raj adalah dua peristiwa berbeda yang terjadi hanya dalam waktu satu malam.

Secara etimologi, Isra berarti perjalanan di sebagian malam hari dengan waktu yang singkat. Dalam peristiwa Isra, Nabi Muhammad SAW "diperjalankan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi hingga ke Masjidil Aqsha di Yerussalem, Palestina.

Sedangkan arti Mi'raj adalah tangga (alat naik). Dalam Mi'raj, Nabi Muhammad SAW "dinaikkan" dari Masjidil Aqsha ke langit, dengan menaiki kendaraan buroq sampai ke Sidrotul Muntaha dengan kecepatan yang luar biasa. Tak hanya ditemani oleh buraq, Nabi Muhammad SAW juga ditemani oleh Malaikat Jibril.

Dapat disimpulkan bahwa peristiwa Isra Mi'raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram dengan waktu yang amat singkat.

Biasanya jika terjadi sebuah peristiwa, disitu pula terdapat Asbabun Nuzul-nya. Sama seperti pada peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang memiliki musabab.

Menurut jumhur ulama' dan yang saya kutip ini berdasarkan dari pendapat Gus Baha, asal mula Isra Mi'raj adalah sebagai bentuk 'hiburan' atau pelipur lara dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu ditimpa dua kesedihan. Atau biasanya disebut sebagai Ammul Huzni (tahun kesedihan). Mengapa? Karena beliau ditinggalkan oleh dua orang yang sangat mendukungnya dalam menyebarkan dakwah Islam baik dukungan secara moral, harta, jiwa, dan raga. Dua orang tersebut adalah istri beliau yakni Sayyidatina Khodijah dan paman beliau Abu Thalib.

Terlepas dari musabab tersebut, ternyata peristiwa Isra Mi'raj juga melibatkan "dialog perdebatan" antara langit dan bumi. Ada sebuah kisah (dalam penjelasan yang lain), bahwa dalam peristiwa itu terjadi adanya perdebatan antara langit dan bumi yang masing-masing mengklaim dirinya paling mulia. Apa yang mereka pamerkan satu sama lain? Mengapa langit memohon kepada Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW mengunjunginya? Simak ulasannya berikut ini.

Langit dan Bumi Berdebat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun