Mohon tunggu...
Siti Robiatul Adawiyah
Siti Robiatul Adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - yes iam

just try, and lets try

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Distribusi Tenaga Kesehahatan dalam Penuruan Stunting di Indonesia

2 Mei 2022   00:01 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:05 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENERAPAN DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN DALAM PENURUAN ANGKA STUNTING DI INDONESIA

Oleh: Siti Robiatul Adawiyah

A. Permasalahan Stunting

Stunting atau balita pendek merupakan salah satu masalah gizi yang diderita oleh balita di dunia ini. Stunting juga merupakan gagal tumbuh kembang yang menyebabkan gangguan pertumbuhan lienar akibat dari kurangnyya nutrisi yang berlangsung lama, mulai dari saat masa kehamilan sampai usia 24 bulan. 

Data prevalansi balita stunting yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalansi tertinggi di regional Asia Tenggara. Dalam rentang waktu 15 tahun kenaikan angka stunting pada balita mencapai 37,2% atau sekitar 9 juta anak.

Hal tersebut tentunya terjadi akibat beberapa faktor, dan faktor yang paling berpengaruh adalah ibu. Misalnya,  akibat asupan gizi ibu yang tidak baik saat kehamilan, perawakan ibu yang juga pendek dapat berpengaruh terhadap anak, serta pola asuh yang kurang baik terutama praktek pemberian makan terhadap anak.

Faktor gizi seorang ibu merupakan faktor yang secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin saat kehamilan. Pertumbuhan anak yang mengalami hambatan biasanya disebabkan oleh infeksi yang berulang dan pemberian ASI secara ekslusif. 

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya stunting diantaranya BBLR atau berat badan lahir rendah, pemberian ASI secara ekslusif, gizi ibu saat dalam masa kehamilan, dan pengaruh pengetahuan ibu dalam mengasuh balita. 

Sebagian besar stunting dialami oleh masyarakat desa yang jauh terhadap jangkauan tenaga kesehatan. Selain itu, kondisi masyarakat desa dengan pendidikan rendah mempengaruhi pengetahuan mereka terhadap pentingnya menjaga pola gizi yang baik untuk perkembangan anak.

Balita yang mengalami stunting pada masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik secara optimal. Efek buruk yang diterima oleh balita dapat berakibat dalam jangka pendek bahkan dalam jangka waktu yang lama. 

Dampak jangka pendek dari stunting adalah meningkatnya angka kematian dan disabilitas dan dampak untuk jangka panjangnya yaitu tidak tercapainya potensi yang ada ketika sudah dewasa, perawakan pendek, sistem kekebelan tubuh kurang baik, menurunnya kecerdasan, dan mengalami penyakit degeneratif pada saat dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun