Mohon tunggu...
Siti Nurpasha
Siti Nurpasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang yang suka mencoba banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Seni

Indahnya Malam di Jln. Gatot Subroto

21 Desember 2023   10:57 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koridor Gatot Subroto di jalan Gatot Subroto mampu memikat pengunjung baik lokal maupun luar daerah. Suasana yang hanya dapat dinikmati ketika malam hari. Bagaimana tidak, tempat yang ketika siang terlihat seperti pertokoan biasa berubah begitu malam tiba. Dinding penuh mural, diterangi cahaya lampu di sepanjang koridor membuatnya terlihat lebih indah. Mural itu membentang dari mulai Plasa Singosaren sampai ke utara tepat di lampu merah Jalan Gatot Subroto. Tak hanya itu, disana juga banyak terdapat pelaku seni yang menyediakan baik jasa maupun hasil karya buatannya. Bisa dibilang koridor Gatot Subroto ini sebagai tempat bertemu pembuat dan juga penikmat seni. Mereka para seniman dapat menyalurkan kreativitasnya disini. Dan bagi mereka penikmat seni dapat menemukan berbagai macam hal yang tidak ditemukan di tempat biasa. 

Pada awalnya Jalanan Gatsu hanyalah jalanan biasa, tidak ada yang istimewa. Dinding pertokoan belum dipenuhi mural seperti saat ini. Sebaliknya, banyak terjadi vandalisme. Hal ini mengundang keprihatinan dari berbagai lapisan masyarakat. Berangkat dari keprihatinan tersebut, akhirnya terciptalah sebuah kegiatan bernama Solo Is Solo. Pemerintah menggandeng para kelompok seniman untuk turut serta mendukung rencana tersebut. Seniman Sardono W Kusumo atau akrab disapa Mas Don, menjadi salah satu seniman asli Solo yang digandeng Pemerintah kota Solo untuk mengubah wajah koridor Gatot Subroto. Tak lupa para pengusaha untuk dijajaki kesediaannya mendukung seniman street art yang ingin berkreasi di sepanjang Jalan Gatot Subroto. Kegiatan ini pertama kali dimulai pada bulan Oktober tahun 2017. Melalui kerja sama yang baik, terciptalah jalanan Gatot Subroto yang kita kenal saat ini.

Menurut Kepala Seksi Promosi Wisata Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Tri Rusnita, Solo is Solo melibatkan sekitar 100-an seniman yang tergabung dalam 20 kelompok artis mural yang ada di Surakarta. Jenis mural yang berada disana sebagian besar merepresentasikan kebudayaan khas disana, dengan jenis karya realistik, kartunal, pop art, dan modern art. 

Dinding-dinding pertokoan yang pada awalnya dipenuhi coretan-coretan tidak bertanggung jawab telah menjelma menjadi salah satu destinasi wisata. Jalan Gatot Subroto tidak hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga berperan sebagai street art gallery yang hidup. Dinding-dinding pertokoan menjadi wadah bagi seniman menuangkan kreativitas.  

img-20231216-203917-715-6583dc7412d50f47fc3d57c9.jpg
img-20231216-203917-715-6583dc7412d50f47fc3d57c9.jpg

Jalanan Gatot Subroto berarti lebih dari sekedar jalanan penuh mural. Ia telah meningkatkan aktifitas ekonomi masyakarakat di berbagai sektor, khususnya di bidang seni. Seniman dari berbagai jenis, baik seni rupa maupun pertunjukan. Banyak dari mereka yang menjual hasil karyanya, seperti lukisan, kerajinan, aksesoris, barang-barang klasik, dan lain sebagainya. Menyediakan jasa, seperti pembuatan tato temporer, jasa gambar potret, dan lain-lain. Musisi juga banyak yang tampil di sepanjang koridor Gatot Subroto. Mereka yang mencari hal-hal diatas sangat dimudahkan, cukup berkunjung ke jalan Gatot Subroto semua ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun