Mohon tunggu...
Pendidikan

Sejarah dan Peradaban Islam

14 November 2018   16:12 Diperbarui: 14 November 2018   18:00 6544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Islam merupakan sebuah agama yang berkembang dari abad ke abad. Islam selalu melakukan perubahan baik dari segi  kebudayaan atau peradaban. Pada masa sekarang Islam telah masuk pada era atau abad modern atau dan kontemporer. Periode ini menjadi tolak ukur bagi pertumbuhan dan perkembangan Islam serta sebagai usaha untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Islam baik dalm segi kebudayaan maupun peradabannya. Perkembangan itu banyak dipengaruhi oleh munculnya cendikiawan muslim yang mampu menelaah dan mengkaji syari’at Islam serta mampu menyebarkan kepada masyarakat luas dengan kemasan yang sangat baik sehingga mudah diterimanya. 

Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Arab.  Kata ini sama seperti kata-kata seperti maklumat, masalah, yang kesemuanya diambil dari bahasa Arab. Secara terminologi kata sejarah berasal dari kata syajarah yang berarti pohon, sedangkan kata kerja syajarah mempunyai arti to happen, to occur, dan to develop. Pengambilan istilah ini biasanya dikaitkan dengan istilah syajarah al nasab (pohon silsilah, pohon genealogis) yang kini sering disebut sejarah keluarga. Sebuah upaya untuk menelusuri asal-usul keturunan seperti keturunan raja, khalifah dan sebagainya. Seperti kita ketahui dalam tradisi Arab, Indonesia, dan mungkin dibelahan bumi yang lain syajarah al-nasab Nabi Muhammad, Raden Hawam Wuruk, Gus Dur, dansebagainya.

Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah sebagai " catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dubia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat seperti kelahiran, keramah tamahan dan solidaritas golongan; tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat dengan golongan lain; tentang sebab-sebab timbulnya kerajaan-kerajaan dan Negara dengan berbagai tingkatan kegiatan dan kedudukan orang, berbagai macam ilmu pengetahuan dan pertukangan; dan pada umumnya tentang segala macam perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena sifat dinamisnya.

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan sejarah tentunya mempunyai sebuah objek. Seperti yang dijelaskan oleh Poedjawijatna dalam bukunya pembimbing kearah alam filsafat, ia membagi objek menjadi dua macam. Pertama, objek material. Objek material merupakan bahan penyelidikan suatu ilmu pengetahuan. Objek formal oleh Poedjowijatno dipahami sebagai objek khas atau bentuk sudut pandang tertentu yang menentukan sebuah ilmu dari yang lainnya.

Sejarah ditulis berdasarkan sumber-sumber sejarah. Sumber sejarah dimaksud sebagai darimana sebuah sejarah itu berasal. Istilah sumber sejarah biasa disamakan maknanya dengan data sejarah. "data" merupakan bentuk dari kata "datum" (inggris) yang artinya bahan-bahan keterangan, atau dalam bahasa latin berarti pemberitahuan. Sumber sejarah dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu :

  • Dari segi bahan sejarah dapat dibedakan menjadi dua 1) sumber tertulis (dokumen); dan 2) sumber tidak tertulis (artefak dapat berupa foto, bangunan, alat-alat).
  • Dari segi urutan penyampaian atau asal, sumber sejarah dibedakan menjadi duayaitu:
  • Sumber primer yaitu apa yang disampaikan oleh pelaku dan atau saksi mata
  • Sumber sekunder yaitu apa yang disampaikan oleh pelaku dan/atau saksi mata.

Secara umum, sejarah islam dapat dibagi ke dalam tiga periode besar: klasik, pertengahan, dan modern. Berikut periode perkembangan sejarah islam yang diadaptasikan dari pemikiran Harun Nasution dalam bukunya Pembaruan dalam Islam dan Issa J. Boulatta dalam bukunya Dekonstruksi Tradisi:

  • Periode Klasik (650-1250 M)
    • Fase Ekspansi, Integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000M)
    • Merupakan zaman kemajuan
    • Zaman internasionalisasi Islam dari Ijazirah Arab ke barat melalui Afrika Utara hingga Spanyol; ke Timur melalui Persia (Iran sekarang) hingga India.
    • Ilmu pengetahuan Agama dan non-agama berkembang pesat.
    • Secara politik daerah-daerah islam tunduk pada kekhalifahan pusat.
    • Fase Disintegrasi (1000-1250M)
    • Kekhalifahan sebagai symbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.
  • Periode Pertengahan (1250M-1800M)
    • Fase kemunduran (1250M-1500M)
    • Desentralisasi dan disintegrasi meningkat.
    • Perbedaan Sunni dan Syi'ah bertambah nyata, demikian juga antar Arab dan Persia
    • Dunia islam terbagi menjadi dua : bagian Arab terdiri dari atas Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara dengan Mesir sebagai pusat.
    • Paham bahwa pintu Ijtihad tertutup meluas dikalangan Islam. Demikian juga tarekat dengan pengaruhnya.
    • Perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sangat kurang.
    • Kekuasaan Islam atas Spanyol hancur.
    • Fase tiga kerajaan besar (1500-1800M) a.kerajaan Usmani di Turki, b.kerajaan Safawi di Persia, c.Kerajan Mughal diIndia
    • Pada masa kemajuan, diketiga kerajaan terdapat kemajuan dalam bidang literature dan arsitektur. Namun, perkembangan pengetahuan secara umum masih sangat kurang
    • Pada masa kemunduran, kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Usmani terpukul oleh Eropa, kerajaan Safawi di hancurkan oleh serangan suku Afghan, kerajaan Mughal diserang raja-raja India.
    • Mesir dikalahkan Perancis (Nepoleon Bonaparte) tahun 1798M.
    • Modern (1800M-Sekarang)
  • Kebangkitan awal (1800-1967M)
    • Zaman kebangkitan awal umat Islam
    • Munculnya kesadaran pentingnya pembaharuan dalam islam baik secara politik, militer, sosial dan budaya.
    • Munculnya semaangat nasionalisme dan berakhirnya kekhalifaan Usmaniyah di Turki.
  • Kebangkitan Kedua (1967 M- sekarang)
    • Kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967M sebagai titik yang menentukan bagi kesadaran diri dan kemudian memunculkan berbagai kritik dari (naqd dzati)
    • Tumbuh dan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era kontemporer

Peradaban atau Hadhara (dalam bahasa Arab) secara etimologi berasal dari kata hadhara (ada, daerah Perkotaan). Adapun definisi hadhara secara terminologi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan tetap manusia meliputi sistem politik ekonomi sosial pemikiran dan kesenian.
Adanya sistem hukum kemampuan manusia dalam menyediakan sarana prasarana yang bisa melindungi dan menjamin keamanan tempat tinggalnya memberikan pelayanan yang semestinya bagi kehidupan serta praktiknya yang meliputi kegiatan perekonomian, dengan cara menyediakan sarana pertanian yang lebih baik sistem irigasi yang sesuai memperbaiki cara produksi pertanian bekerja di pabrik produksi pakaian pembangunan rumah sebagai tempat tinggalnya pengetahuan seseorang akan ilmu pengetahuan tentang Astra serta per rekaman segala peristiwa cara dia berinteraksi dengan orang lain adanya aturan moral dan agama yang mengatur kehidupan manusia semua itu merupakan gambaran dari sebuah peradaban.
Ibnu Khaldun menilai bahwa hadhara adalah puncak peradapan sedangkan badawah (nomadik) adalah asal-muasal peradapan dan muncul lebih tahu daripada hadhara.

sebuah peradaban dimulai sejak berakhirnya segala bentuk kekacauan dan ketakutan. sebab, jika seseorang merasa aman dari segala bentuk ketakutan, maka keluarlah dalam dirinya motivasi untuk maju dan faktor-faktor kreativitas untuk maju. Sebuah Peradaban memiliki tiga unsur pokok yaitu manusia, kehidupan, dan Alam. Manusia adalah unsur pertama sedangkan pusat utamanya adalah akal berfikir dan intuisi adapun yang dimaksud kehidupan adalah Rantang massa atau terkadang disebut dengan hidup dan terkadang disebut dengan usia. Sedangkan yang dimaksud dengan alam adalah komposisi yang beranekaragam ya ditundukan untuk menguasai manusia.

peradaban Islam pernah begitu maju karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai macam sumber. Mereka bisa maju dengan menghargai para ilmuwan sebelumnya kendati berasal dari kebudayaan berbeda (Yunani, Romawi, Persia, India) sebagai pemegang tongkat estafet pertama yang merapihkan cara pandangan kita mengenai klasifikasi ilmu dan logika. Peradaban Islam dulu begitu maju karena menghargai perbedaan serta terbuka dengan kelompok lain seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi) untuk ikut bersama-sama membangun dunia ini dan berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia ini lebih baik. 

Peradaban inilah yang menjadi jembatan peralihan dari ilmu filsafat Yunani klasik yang abstrak menuju subjek yang lebih konkrit dengan penalaran observasi dan pendekatan empiris. Peradaban inilah yang mulai meraba-raba kaidah-kaidah metode penelitian ilmiah sampai akhirnya disempurnakan oleh para ilmuwan Eropa yang memegang tongkat estafet ketiga yang juga sempat jatuh-bangun karena pengaruh Gereja Katolik Roma yang melarang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dark Age. Sampai akhirnya lahirlah para “pahlawan baru” di Eropa yang kembali menggebrak dunia dengan pemahaman yang baru seperti Galileo Galilei, Copernicus, Darwin, Newton, hingga Einstein.

secara kategoris peradaban dibedakan menjadi dua aspek, yaitu : pertama, aspek materi, ini merupakan kemajuan dibidang ilmiah dengan berbagai penemuannya berdasarkan penelitian dan kajian, dan menghasilkan berbagai alat teknik atau teknologi. berbagai sarana hidup seperti industri, transportasi, komunikasi, sarana pendidikan,dsb. desua, aspek manusiawi (moral). ini merupakan peningkatan budipekerti yang terbukti dengan kebaikan hubungan antara seseorang dengan lainnya, tenggang rasa saling hormat, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun