Mohon tunggu...
Siti Nurlaili Hasanah
Siti Nurlaili Hasanah Mohon Tunggu... mahasiswi

early childhood education 👩🏻‍🎓

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajarkan Empati Pada Anak Sejak Usia Dini

25 September 2025   18:37 Diperbarui: 25 September 2025   18:37 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengajarkan empati pada anak usia dini adalah investasi berharga untuk masa depan mereka. Empati membantu anak memiliki hubungan sosial yang sehat, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan problem solving.

Empati mulai berkembang sejak bayi, namun masa emas untuk mengajarkannya adalah usia 3-4 tahun. Pada usia ini anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan berbeda dari mereka.

Cara paling efektif mengajarkan empati adalah menjadi role model. Anak belajar dengan meniru bagaimana orangtua berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, bantu anak mengenali dan menamai emosi dengan kalimat seperti "Adik sedang sedih karena mainannya rusak."

Membaca buku cerita bersama sangat membantu mengembangkan empati. Ajukan pertanyaan tentang perasaan tokoh dalam cerita dan diskusikan bersama. Bermain peran juga efektif karena memungkinkan anak menempatkan diri pada posisi orang lain.

Ajarkan anak membaca bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Ketika melihat teman menunduk dan tidak tersenyum, jelaskan bahwa itu pertanda sedih dan ajak anak berpikir bagaimana cara membantu.

Saat anak berbuat salah, jangan langsung memarahi. Ajak mereka berpikir tentang perasaan orang yang dirugikan dan cari solusi bersama untuk memperbaiki situasi. Gunakan momen sehari-hari seperti melihat orang kesulitan di jalan sebagai pelajaran empati natural.

Hindari memaksa anak berbagi tanpa menjelaskan alasannya. Jangan abaikan perasaan anak sendiri saat mengajarkan mereka peduli pada orang lain. Empati tidak bisa dipaksa, melainkan harus ditumbuhkan melalui pemahaman.

Aktivitas sederhana seperti merawat tanaman, membuat kartu untuk orang sakit, atau berbagi makanan dengan tetangga dapat membangun empati. Yang terpenting adalah konsistensi dalam memberikan contoh dan kesabaran dalam prosesnya.

Anak yang diajarkan empati sejak dini akan tumbuh menjadi individu yang matang secara emosional, memiliki leadership yang baik, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Di era digital yang individualistis ini, empati menjadi kemampuan yang semakin langka dan berharga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun