Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faedah Tersirat Bermain Tanah, Ini Buktinya!

31 Oktober 2020   07:37 Diperbarui: 31 Oktober 2020   08:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest from Family Portrait Photographer

"Berani kotor itu baik" -Iklan Rinso-

Sekilas iklan deterjen Rinso yang menjelaskan menjadi kotor tak seburuk yang kita pikirkan. Terutama ketika anak usia dini berada pada fase gemar-gemarnya bermain tanah. Berangkat bermain dalam kondisi cakep dan bersih, pulang ke rumah sudah tak berupa lagi. 

"Aduh.. jangan main tanah,  kotor semua kan! Banyak kumannya! "

"Allahuakbar.. habis main apa kotor semua gitu?"

"Gak papa, yuk ke kamar mandi. Cuci tangan, cuci kaki, cuci muka"

Mungkin ini respon beberapa ibu waktu kutanyai kalimat apa yang pertama kali diucapkan ketika anak pulang dalam kondisi kotor semua sebab bermain tanah. Ada yang reflek panik dan memarahi anak, ada juga yang tetap santai menanggapi tingkah anak. Yang jelas setiap ucapan ibu menggambarkan kekawatirannya pada buah hati. 

Jika balik lagi ke iklan Rinso, ada maksud tersendiri kenapa Rinso mengungkapkan hal tersebut. (Sebelumnya ini bukan bermaksud promosi lo, hanya tertarik dengan konsep yang dibuat produk ini). Iklan Rinso tak hanya ungkapan iklan biasa seperti iklan produk lainnya, bedanya Rinso menjelaskan bahwa saat anak menjelajahi lingkungan sekitar untuk bermain terutama bermain tanah, anak akan mengeksplorasi, belajar dan mendapatkan pengalaman terbaiknya. 

Selain itu akan membantu anak untuk memahami dunia, lingkungan dan alam. Proses ini akan membentuk nilai-nilai pada anak, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan kesehatan dan pada akhirnya membantu anak mencapai tahap perkembangannya. 

Mengutip penjelasan halodoc.com, menjelaskan bahwa kegiatan anak ketika mencampurkan tanah dengan daun, air, kerikil atau bahan lainnya dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan tak terbatas bagi anak. Kenapa bisa gitu? Bukannya kalo main tanah banyak kumannya?? Malah bisa buat anak sakit kan?? 

Nahh, berdasarkan penelitian dari Sage Collages New York (2010), mengungkapkan fakta mengejutkan. Bahwa dalam tanah terdapat bakteri Mycobacterium vaccae, yang mana bakteri tersebut dapat berpengaruh pada suasana hati anak dengan anak merasa senang, mempercepat proses belajar anak dengan merangsang pertumbuhan saraf dan meningkatkan level hormon serotonin. 

Hormon serotonin sendiri berfungsi untuk mengendalikan suasana hati seseorang termasuk mencegah depresi. Selain itu hormon ini berperan dalam mengantar sinyal antar jaringan saraf lainnya. Sungguh manfaat bermain tanah yang tak pernah kita ketahui. Mungkin pikiran kita yang  hanya menganggap bermain tanah akan membuat sakit tanpa tahu kejelasannya. 

Fakta menarik lainnya, bermain tanah bisa mencegah penyakit asma dan alergi. Kok bisa??

David Strachan (1999) mengungkapkan adanya hipotesis higiene, merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa berkurangnya pajanan infeksi bakteri, mikroflora usus dan parasit pada anak usia dini dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit alergi. 

Hal tersebut membuat individu yang tumbuh di tempat yang lebih higienis dengan pajanan mikroba yang kurang akan terjadi peningkatan respon imun alergi, sedangkan bila individu tumbuh di lingkungan dengan pajanan mikroba yang tinggi akan terdorong respons imunnya ke arah yang jauh dari kecenderungan respons alergi. Sederhannya, bila anak tinggal di tempat yang terlalu bersih maka sistem imunitas anak tersebut tidak mendapatkan banyak pelajaran atau pengalaman bagaimana cara melawan mikroba asing yang ada disekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun