Kawasan Wisata Pantai Watu dodol merupakan pintu gerbang Kabupaten Banyuwangi dari Kawasan Kabupaten Situbondo. Nama Watu dodol sendiri merujuk pada sebuah batu besar setinggi 6 meter di antara kedua jalan tersebut. Lokasi destinasi wisata ini berjarak sekitar 5 km dari pelabuhan Ketapang di Banyuwangi.
Watu dodol adalah pintu gerbang ke bagian paling timur dan merupakan kisah perjuangan Banyuwangi di bawah pendudukan Belanda. Warga Banyuwangi mampu mencegah serbuan pasukan Belanda dari pelabuhan Ketapang sebanyak dua kali. Selain itu, pada masa Perang Dunia II, daerah sekitar Banyuwangi digunakan sebagai pangkalan pertahanan tentara Jepang.
Dilokasi ini, terdapat sebuah Goa yang dulunya digunakan untuk memata-matai semua kapal yang melewati Selat Bali. Pintu Goa berada di sisi bukit dan pintu keluar berada di puncak bukit. Kondisinya yang rimbun tidak banyak memberi tahu orang tentang keberadaan Goa ini. Bunker peninggalan Jepang berfungsi sebagai benteng Jepang selama Perang Dunia II. Saat ini, bunker budaya Jepang sering digunakan oleh para pertapa untuk melakukan ritual tapa dan berdoa.
Kota Banyuwangi juga terkenal dengan seni tari atau tari Gandorn. Tarian ini tentunya merupakan tarian tradisional kota Banyuwangi, sehingga kawasan wisata Pantai Watu dodol ini memiliki patung Gandorn yang berdiri di atas sebuah tiang. Patung Gandorn di pantai adalah ikon kota Banyuwangi. Patung Gandorn yang anggun seolah mengajak semua pengunjung untuk menikmati indahnya panorama Pantai Watu dodol.
Di bawah patung Gandorn terdapat sumber air tawar. Saat air pasang, air laut bisa masuk ke sumber ini, tetapi airnya tetap tidak asin. Air tawar dari bebatuan dianggap memiliki khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, sehingga penduduk setempat membuat penghalang batu, seperti sumur.
Selain itu, gugusan batu karang di Pantai Watu Dodol juga mempunyai bentuk unik dan berwarna hitam mengkilap. Di antara warna hitam batu karang, tersembul warna hijau dari tanaman kaktus yang tumbuh secara acak di sela-sela batu karang.
Tempat ini akan ramai oleh masyarakat luar Banyuwangi saat menjelang hari suci. Orang-orang Bali yang lewat jalur ini sering berhenti untuk memberikan persembahan di sumur seperti kembang, buah-buahan dan lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI