Mohon tunggu...
Prakasita Nindyaswari
Prakasita Nindyaswari Mohon Tunggu... Administrasi - Gula Jawa

Love coffee and cheesy jokes. Passionate in arts and cultures. International Relations graduate, but currently into Law.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

10 Cara Membimbing Remaja Menjauhi Rokok

4 Oktober 2012   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13493586811589397722

[caption id="attachment_216348" align="aligncenter" width="424" caption="pcmlifestyle.com"][/caption]

Seminggu yang lalu, ketika saya lagi latihan menari di Taman Ismail Marzuki, ada sekelompok anak-anak kecil mungkin usianya kurang lebih 8 tahun, sedang asyik bermain bola. Ketika lagi asyik mengamati mereka, tiba-tiba perhatian saya tertuju ke dua orang anak yang menyingkir sejenak dari permainan, dan.... tadaa! salah satunya mengeluarkan bungkus rokok dari saku celananya, dan yang satu lagi mengeluarkan korek api.  Dua-duanya merokok dengan begitu santainya, tanpa merasa canggung lagi. Merokok sambil bermain bola lagi, dengan tampang sok keren. Memainkan asapnya, dan sok-sokan membentuknya jadi bentuk menyerupai bola, kemudian teman-temannya yang lain tampak mengagumi aksi memainkan asap itu. Bah.

Teman nari saya, Junko yang berasal dari Jepang, kaget melihat ada anak unyil gitu sudah merokok. Wah, buat jelek nama Indonesia aja deh yang kayak gitu. Sebel. Miris ya, anak kecil.. uang jajannya dipakai buat beli rokok. Paru-parunya sudah dipenuhi oleh zat-zat kimia rokok, diusianya yang masih begitu muda. Enggak sayang sama badan ya. Orang tuanya tau enggak ya anaknya merokok? Apa malah kalau di rumah sudah biasa merokok bareng anak di teras rumah? Mana tau.

Saya enggak akan pernah merasa bosan untuk mengingatkan akan bahayanya merokok. Aneh ya, semuanya sudah bisa baca akan bahayanya merokok di bungkus rokok yang mereka beli. Tapi tetap saja dibeli. Ada beberapa tips yang saya kutip dari CNN bagaimana caranya mendorong anak-anak atau remaja untuk tidak menjadi seorang perokok.

1. Understand the attraction

Alasan anak-anak atau remaja merokok biasanya karena bisa jadi bentuk dari pemberontakan karena stress atau tertekan, supaya bisa masuk ke lingkungan pergaulan yang dia inginkan, ada juga yang ingin berat badannya turun (konyol banget memang, tapi ada yang begitu), dan juga supaya kelihatannya keren.  Orang tua disini berperan penting untuk bisa ngobrol dengan anaknya, melakukan pendekatan secara halus dan sembari mencari tau apakah anaknya merokok atau tidak. Jika iya, jangan serta merta dimarahi, tapi diberi tahu dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari pilihannya untuk merokok dan juga cari tau apa yang membuat dia merokok. Beri tau juga bahwa image merokok yang dibuat oleh para produsen-produsen rokok selama ini itu 'menipu'. Lihat saja di film-film, orang yang merokok dipersepsikan seperti high class dan terlihat glamor. -___-

2. Say no to teen smoking

Mungkin ada yang berpikir, "ah, anak gue enggak bakalan dengerin gue". Tapi lebih baik tetap katakan kepada anak, kalau (orang tua) tidak suka jika anaknya merokok. Teman saya ada lho yang berhenti merokok karena Ibunya tidak suka ketika mengetahui dia merokok. Karena sayang banget sama Ibunya, dia jad berhenti merokok. Uuuu.. Yakin deh, orang tua yang sudah memberikan peringatan kalau tidak memperbolehkan anaknya merokok, anaknya cenderung untuk tidak merokok. Beda dengan orang tua yang sama sekali tidak memberikan peringatan atau bahkan yang orang tuanya juga perokok.

3. Set a good example

Banyak orang tua yang bukan perokok, memiliki anak yang juga bukan perokok. Buat bapak-bapak dan ibu-ibu yang sekarang enggak merokok dan bukan perokok, keep it up ya! Kalau yang perokok, ayo dong usaha buat berhenti. Bisa juga dengan tidak merokok depan anak-anak dan tidak meninggalkan bungkus rokok di sembarang tempat. Bilang kalau rokok itu enggak enak, dan enggak sehat.

4. Appeal to your teen's vanity

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun