Move on...sangat sulit saya lakukan secara manusiawi, bukan karena kehendak saya yang tidak terpenuhi, lepas dari hedonism badan ini. Â Mendengar kata move on, terlintas sebuah kalimat di pikiran kita yang berkaitan dengan pergi menjauh. Sebenarnya, apa itu move on? Lalu, apa perbedaan antara melepaskan dan move on, jika berkaitan dengan suatu hubungan atau relasi?. Move on sulit dilakukan melepaskan dari hidup kita, kebiasaan kita, tradisi kita maupun hal lain yang kita pelajari. BAHWA SANGAT SULIT???.
Move on saya sharekan disini adalah perubahan dalam proses keperawatan yang sering kami lakukan sebagai perawat di layanan keperawatan disetiap rumah sakit. Authentic helping dengan cara yang berbeda. Sebelum masa pandemic ini, apabila saya ke rumah sakit untuk mendapingi mahasiswa atau melakukan tugas lain dalam keperawatan, yang saya lakukan adalah menyapa pasien dengan ramah, mendekati sambil bertanya bagaimana kabar bapak dan ibu, sambil merasakan apa yang mereka rasakan.Â
Tergambar di wajah mereka kecemasan, belaskasihan karena sakit yang diderita, kadang saya jumpai pandangan yang kosong. Kalau keadaan seperti ini yang saya lakukan adalah menggemgam tangan pasien memberikan kekuatan untuk berjuang, dan saat saya menuliskan ini air mata saya juga menetes, bagaimana mereka merindukan kehadiran perawat pada saat itu.
Sambil terdiam disamping pasien, mendengar dia bercerita, tidak jarang saya memberikan penguatan bahwa mereka tidak sendiri ada kami perawat teman mereka. Ikatan batin antara perawat dan pasien saat itu merupakan kekuatan rohani untuk memulihkan kesehatan mereka. Air mata mengalir.....kalau pasien dipanggil oleh Dia, mendampingi dalam sakrat mautnya..........menyaksikan perjuangannya.....untuk melawan maut......BERSAMBUNG