Sastra Banding Cerita Rakyat Malin Kundang dengan Cerita Rakyat Batu Menangis

Nama : Siska Putri
NIM : 181010700389
Hal : Tugas UAS Mata Kuliah Sastra Banding

PERBANDINGAN ANTARA CERITA RAKYAT MALIN KUNDANG DAN CERITA RAKYAT BATU MENANGIS

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sastra bandingan adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan persamaan dan pengaruh suatu karya sastra terhadap karya sastra lainnya hingga melekat dengan karya sastra tersebut. Sastra bandingan dapat dikaji baik secara lisan maupun tulisan. Di samping fungsinya yang sangat bermanfaat bagi kemajuan karya sastra di masa mendatang, tetap saja di Indonesia sastra banding sendiri belum terlalu populer dan memunculkan hal-hal besar.

Menurut Endraswara (2011) sastra bandingan adalah sebuah studi teks across cultural. Studi ini merupakan upaya interdisipliner, yakni lebih banyak memperhatikan hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. 

Dari aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingkan dua atau lebih periode yang berbeda.  Wellek dan Warren menyebutkan bahwa ada tiga pengertian mengenai sastra bandingan : pertama, penelitian sastra lisan, terutama tema dongeng rakyat dan penyebarannya; kedua, penyelidikan mengenai kekerabatan antara dua atau lebih karya sastra yang menjadi materi dan objek penyelidikannya, di antaranya soal reputasi dan penetrasi, pengaruh, dan kemasyhuran karya besar; dan ketiga, penelitian sastra dalam keseluruhan sastra dunia, sastra umum, dan sastra nasional. 

Tentang sastra bandingan berdasarkan Renne Wallek sebagai pendukung pedoman Amerika dijelaskan bahwa sastra bandingan pada mulanya muncul dalam studi sastra lisan, khususnya dalam bidang sastra rakyat. Kemudian dongeng rakyat ini dicari asal usulnya, kawasan penyebarannya, dan transformasinya ke sastra tulis (1989: 47-48).

Cerita rakyat telah melekat pada awal mula sastra mulai dikenal. Cerita rakyat sangat kental dengan kebiasaan dan kehidupa masyarakat pada zaman dahulu yang seringkali mengandung hal-hal yang magis. Indonesia dengan negara yang memiliki banyak budaya dan perbedaan bahasa membuat cerita rakyat yang ada pun menjadi sangat beragam, baik dari segi bahasa maupun legenda-legenda yang ada.

Danandjaja (2007:3-4) mendefinisikan cerita rakyat sebagai suatu bentuk karya sastra lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional yang disebarkan dalam bentuk relatif tetap dan di antara kolektif tertentu dari waktu yang cukup lama dengan menggunakan kata klise. Hasim Awang (1985: 5) bahwa sastra rakyat ialah kesusastraan yang lahir di kalangan rakyat. Pada lazimnya, sastra rakyat merujuk kepada kesusastraan rakyat daripada masa lampau, yang telah menjadi warisan kepada sesuatu masyarakat. Sastra rakyat adalah sebagian daripada kehidupan budaya bagi masyarakat lama.

Berdasarkan hal-hal diatas penulis berpendapat bahwa banyak sekali cerita rakyat di Indonesia yang memiliki kesamaan baik dalam alur cerita, jenis cerita, dan sebagainya. Sastra adalah cerminan kehidupan masyarakat, begitupula pada cerita rakyat yang terlahir dari masyarakat, yang terbentuk dari kisah-kisah masyarakat di zaman dahulu. Cerita rakyat Malin Kundang dengan cerita rakyat Batu Menangis memiliki kesamaan yang membuat penulis tertarik untuk melakukan perbandingan di antara keduanya.