Mohon tunggu...
Siska Elma Rukita Septianika
Siska Elma Rukita Septianika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Ilmu adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ritual Kejawen Malam Satu Suro: Larung Sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo

24 Januari 2022   23:23 Diperbarui: 24 Januari 2022   23:28 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam budaya, setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing, seperti Reog (Ponorogo), Karapan Sapi (Madura), Ludruk (Jawa Timur), Ondel-ondel (Betawi), dan lain-lain. Tidak hanya budaya yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga Indonesia memiliki adat istiadat yang luar biasa.  

Contohnya seperti Ritual atau tradisi kejawen yang masih sering kita jumpai di era modern seperti sekarang ini, tentunya fenomena ini sangat lah menarik karena bisa berdampingan dengan berbagai aspek kehidupan, oleh karena itu lah yang membuat tradisi kejawen tidak lekang oleh waktu dan masih ada sampai sekarang, banyak sekali ilmu atau tradisi kejawen di indonesia yang hingga sekarang masih dilakukan oleh masyarakat seperti, mencuci benda pusaka saat malam satu suro, ilmu kebal yang hingga saat ini masih sering sekali masyarakat menggunakannya agar kebal dari benda tajam maupun serangan orang lain.

Selanjutnya ada lagi ilmu pengasihan ilmu ini sering sekali digunakan untuk membuat seseorang jatuh cinta kepada dirinya biasanya ilmu ini dipakai oleh pemuda yang ingin mendapatkan cinta dari pujaan hatinya. 

Ada lagi ilmu trawangan dan ngrogosukmo kedua ilmu ini memilki perbedaan yang cukup signifikan untuk ilmu trawangan hanya mata batin saja yang bisa berkelana, namun jika ngrogosukmo seseorang dapat melepaskan roh untuk melakukan suatu perjalanan supranatural maka dari itu ilmu ini cukup sulit untuk dipelajari karena membutuhkan ketegughan dan kebersihan hati. Pastinya ini hanya sebagian kecil dari ilmu kejawen karena masih ada banyak lagi ilmu lainnya. Namun karena fokus kita bukan untuk menjelaskan macam macam ilmu kejawen, jadi sudah cukup untuk perkenalan awal mengenai ilmu kejawen.

Pada malam satu suro diyakini masyarakat jawa identik dengan hal hal mistik maka dari itu malam satu suro disakralkan oleh sebagian masyarakat jawa, masyarakat yakin jika banyak kejadian kejadian mistis diluar nalar yang terjadi saat malam satu suro, banyak sekali daerah daerah yang melakukan ritual untuk mengharap perlindungan dari tuhan saat malam satu suro, agar terhindar dari suatu musibah seperti larung sesaji yang dilakukan di telaga Ngebel. Kata Larung berarti menghanyutkan atau membiarkan hanyut, sedangkan saji adalah persembahan sesajian berupa makanan atau benda. Jadi larung sesaji artinya menghanyutkan persembahan berupa makanan atau benda lain dalam upacara keagamaan dengan simbolis.

Upacara larung sesaji merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah memberikan rejeki melimpah terutama dalam bentuk hasil bumi untuk masyarakat. Sedangkan untuk alasan pemerintah Ponorogo dan masyarakat sekitar telaga Ngebel melaksanakan larung sesaji merupakan cara untuk mereka meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab tempat tersebut dianggap angker dan sering terjadi kecelakaan hingga memakan korban jiwa. Selain itu sebagai cara untuk menarik wisatawan dari dalam maupun luar kota bahkan hingga luar negeri. Selanjutnya juga sebagai upaya untuk selalu menjaga budaya dari leluhur serta ekosistem agar tetap terjaga keseimbangannya.  

 Sejarah munculnnya tradisi ritual larungan sesaji berkaitan dengan kejadian bersifat malapetaka yang terjadi. Kejadian-kejadian tersebut berlangsung dalam waktu lama pada masyarakat dengan kultur Jawa yang masih sangatlah kental atau kuat. Berbagai kejadian malapetaka sering terjadi di desa Ngebel secara umum. Masyarakat desa menganggap jika gangguan makhluk halus tersebut karena utusan dari danyangan yang berada di Desa Ngebel. 

Dengan keyakinan tersebut para sesepuh desa Ngebel menyarankan agar memberikan sesaji di tempat-tempat yang dianggap ada "penunggunya" atau dikeramatkan. Hingga akhirnya mendapatkan kesepakatan bersama mengenai pengadaan kegiatan larung sesaji untuk memohon keselamatan dan bersih desa yang dilakukan di Telaga Ngebel dukuh Nglingi desa Ngebel kecamatan Ngebel kabupaten Ponorogo, acara ini digelar dengan serangkaian kegiatan spiritual untuk inti acaranya yaitu ritual larungan sesaji.

 Larungan tersebut dilakukan di Telaga Ngebel karena masyarakat pecaya bahwa, telaga Ngebel adalah tempat yang memiliki kekuatan gaib tinggi seperti mitos yang ada mengenai Nyi Latung, hal ini dipercaya masyarakat sekitar jika telaga Ngebel sebagai pusat kehidupan bagi makhluk hidup di dalam Telaga baik manusia maupun makhluk gaib oleh karena itu agar dapat hidup berdampingan maka larungan sesaji tersebut dilakukan di telaga Ngebel. 

Pemerintah kabupaten Ponorogo memfasilitasi antara kelompok Islam dengan pihak desa Ngebel beserta panitia ritual, untuk meminimalisir segala aspek pertentangan maupun perpecahan dalam sebuah perbedaan pandangan, agar ritual larung sesaji dapat berjalan dengan baik dan hikmat, maka pemerintah kabupaten Ponorogo mencetuskan dua hal, yaitu saat prosesi memasukkan unsur-unsur agama Islam kedalam suatu rangkaian prosesi ritual diantaranya tasyakuran, istighosah, tahlil, dan khataman Al- Qur'an dimana tambahan acara tersebut dilakukan pada malam satu suro menjelang acara inti larung sesaji. 

Sikap masyarakat tersebut sangat lah baik karena mitos, magis, religi, mistik dan ilmu pengetahuan dapat bercampur menjadi satu serta hidup berdampingan secara damai pada masyarakat Jawa, unsur-unsur tersebut juga saling mempengaruhi hingga akhirnya menjadi tradisi yang hidup subur dan kekal dalam kehidupan budaya Jawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun