sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai, misalnya plastik, logam, botol/kaleng minuman, dll.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Limbah sampah digolongan menjadi dua, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai, misalnya nasi, buah dan sayuran busuk, kotoran hewan, dll. SedangkanPengelolaan sampah anorganik dapat dilakukan dengan prinsip 3R Reuse (Penggunaan kembali), Reduce (Pengurangan), Recycle (Daur ulang) setiap hari. Sebab menangani sampah anorganik dengan prinsip 3R hanya butuh meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah.
Dalam rangka mengurangi serta memanfaatkan limbah sampah anorganik di Desa Watutulis, Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) Kelompok 40 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengadakan sosialisasi sedekah sampah dan pengelolaan sampah anorganik menjadi barang bernilai guna di RT 02 RW 01, Desa Watutulis, Prambon, Sabtu (19/02).
Kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh tim KKN-P 40 Umsida ini diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Watutulis. Penyelenggaraan kegiatan tersebut juga berkaitan dengan kegiatan bank sampah yang baru berjalan kembali selama satu setengah bulan, setelah beberapa tahun fakum atau berhenti dilakukan di RT 02 RW 01 tersebut. “Saya sebagai ketua RT berterimakasih atas sosialisasi tentang sampah anorganik yang dilakukan oleh adik-adik KKN-P Umsida, saya menerima masukan dan saran positif mengenai sedekah sampah dan pengelolaan sampah anorganik menjadi produk kerajinan yang bernilai guna.” ucap Pak Tono, ketua RT 02 RW 01.
lingkungan yang disebabkan oleh limbah sampah anorganik terutama plastik dapat berkurang di Desa Watutulis.
Kegiatan tersebut berisikan penyampaian materi yang pertama yaitu tentang sedekah sampah, dimana sebagian hasil dari penjualan sampah dapat disedekahkan kepada warga yang kurang mampu, yatim piatu dan yang membutuhkan lainnya. Kedua, tentang cara mendaur ulang sampah anorganik agar menjadi kerajinan atau produk yang bernilai guna. Untuk lebih menarik minat masyarakat agar dapat memanfaatkan sampah anorganik, tim KKN-P memperlihatkan contoh hasil kerajinan dari limbah sampah anorganik dan memberikannya langsung kepada ketua RT agar menjadi suatu kenang-kenangan dari KKN-P Umsida. Tim KKN-P 40 Umsida berharap dengan adanya sosialisasi tersebut permasalahanPenulis: Siska Dwi Anggraini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H