Lamongan - Mahasiswa BBK 6 Universitas Airlangga membuat sebuah inovasi baru terkait pestisida alami. Pembuatan pestisida alami dari limbah putung rokok menjadi bentuk kegiatan unggulan bina desa yang dikembangkan oleh BBK 6 Gebangangkrik.
Program ini dilatarbelakangi oleh banyaknya limbah putung rokok yang seringkali terbuang sia-sia dan mencemari lingkungan. Secara demografi, masyarakat Gebangangkrik mayoritas adalah perokok aktif. Hal ini menjadi faktor pendukung lainnya tercetusnya program pembuatan pestisida alami berbahan dasar putung rokok.
Mahasiswa BBK 6 Gebangangkrik, melihat potensi zat nikotin yang terdapat pada putung rokok yang secara ilmiah diketahui memiliki sifat racun terhadap hama tanaman. Dengan memanfaatkan bahan sederhana yang mudah dicari dan murah. BBK 6 Gebangangkrik bersama warga, mampu menciptakan pestisida alami yang efektif.
“Kami melihat mata pencaharian masyarakat Gebangangkrik didominasi oleh petani tembakau, maka kami mencari alternatif alami untuk memudahkan masyarakat di sektor pertanian. Ya, kami melihat potensi limbah putung rokok, sebagai alternatif yang efektif.” ucap Wulan koordinasi bidang lingkungan.
Dalam pelaksanaan program ini, mahasiswa BBK 6 tidak hanya membuat pestisida saja. Akan tetapi juga melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat. Sosialisasi diselenggarakan di balai desa pada minggu terakhir masa pengabdian. Sosialisasi diikuti oleh 25 orang warga setempat yang terdiri dari 15 laki laki dan 10 perempuan.
Program ini juga merupakan bentuk dukungan mahasiswa BBK 6 dalam pengolahan limbah berbasis desa dan pertanian organik. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif , mahasiswa berharap inovasi ini dapat diteruskan oleh masyarakat bahkan setelah program pengabdian berakhir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI