Dalam Hindu, Karmapala adalah hukum sebab-akibat universal yang bekerja otomatis dan netral. Setiap tindakan, baik maupun buruk, pasti menghasilkan konsekuensi yang setimpal, memengaruhi suka duka dalam hidup ini dan siklus kelahiran kembali (punarbhava).Â
Penderitaan seperti kemiskinan atau penyakit bisa jadi akibat karma buruk di masa lalu, namun ini bukan alasan untuk pasrah, melainkan dorongan untuk memperbaiki diri. Sebaliknya, kebahagiaan adalah hasil dari tindakan bajik (dharma). Meskipun Karmapala bekerja tanpa campur tangan ilahi secara langsung, manusia tetap memiliki kehendak bebas. Terdapat tiga jenis karma yang memengaruhi hidup: Sanchita (akumulasi karma dari kehidupan lampau), Prarabdha (karma yang sedang kita alami saat ini), dan Kriyamana (karma yang kita ciptakan melalui tindakan saat ini).Â
Memahami konsep Karmapala mengajak kita untuk hidup lebih sadar akan setiap perbuatan, bertanggung jawab atas akibatnya, dan tidak terikat pada hasil akhir (seperti ajaran dalam Bhagavad Gita). Dalam praktiknya, ajaran ini menumbuhkan empati kepada sesama, mendorong introspeksi diri, serta melahirkan sikap rendah hati. Tujuan tertinggi dalam ajaran ini adalah moksha, yaitu pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Oleh karena itu, Karmapala bukan hanya sekadar hukum sebab-akibat, melainkan juga pedoman hidup yang bijaksana untuk menanam kebaikan demi masa depan yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI