Suku Dayak Taman Melapi adalah salah satu sub Suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat. Mayoritas orang-orang asli suku Dayak Taman Melapi ada di daerah saya yaitu Kapuas Hulu, dan saya termasuk bagian dari anggota suku Dayak Taman Melapi. Ada berbagai tradisi budaya yang ada dalam suku saya dan salah satunya yang paling menarik menurut saya adalah tradisi budaya "Mandung". Apa itu "Mandung"? Mandung merupakan salah satu ritual adat Suku Dayak Taman Kapuas di mana ritual ini dilakukan dengan cara menombak hewan yaitu kambing atau sapi.
Tradisi budaya "Mandung" sudah sejak lama dilakukan oleh Suku Dayak Taman Melapi dan tradisi ini sifatnya turun temurun dari nenek moyang. Pada zaman dahulu, ritual ini dilakukan sebagai rasa terima kasih dan syukur kepada para roh leluhur. Para roh leluhur telah memberkati hasil panen sehingga balasannya adalah dengan melakukan "Mandung". Ritual ini tidak dilakukan oleh sembarangan orang. Pada zaman dahulu, ritual ini dilakukan oleh para kaum bangsawan yang memiliki banyak budak. Para budak ini nanti akan menjadi korban ritual "Mandung" dengan cara ditombak. Ritual ini mulai mengalami perubahan sejak Suku Dayak Taman Melapi telah mengenal Tuhan, yang awalnya uyang menjadi korban manusia kini telah diganti dengan menggunakan hewan yaitu kambing atau sapi, biasanya kebanyakan menggunakan sapi sebagai korban.
Tradisi budaya "Mandung" tidak dilakukan setiap setahun sekali tidak seperti sub Suku Dayak lainnya yang biasanya melakukan tradisi budaya setahun sekali. Tradisi ini dilakukan pada tahun-tahun tertentu tergantung materi serta kesiapan mental, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menyiapkan semuanya terutama sapi yang harus dipersiapkan menjadi korban bukan hanya satu atau dua ekor melainkan belasan bahkan puluhan sapi. Beberapa keluarga yang menyetujui diadakannya ritual "Mandung" ini harus mengundang seluruh orang di kampung yang merupakan anggota dari Suku Dayak Taman Melapi sehingga ada banyak orang yang akan diundang dan hadir serta harus dihidangkan makanan dengan pelayanan yang sifatnya terbaik. Mengapa harus menghidangkan makanan dengan pelayanan yang sifatnya menarik? Dalam "Mandung" pelayanan yang terbaik adalah wajib hukumnya karena kalau tamu tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka tamu akan merasa tersinggung dan kelak jika kita sebagai tamu maka mereka akan membalas hal yang sama.
Efektifnya biasanya prosesi "Mandung" dilaksanakan selama lima hari. Selama serangkaian prosesi, seluruh keluarga maupun orang-orang yang ada di rumah betang atau rumah panjang saling membantu untuk mempersiapkan pelayanan yang terbaik bagi para tamu. Para tamu akan disambut dengan tari-tarian diiringi dengan musik tradisional khas Suku Dayak Taman Melapi. Para tamu akan diminta untuk memotong kayu dengan sebuah mandau di pintu gerbang sebelum memasuki rumah panjang. Setelah sampai di rumah panjang para tamu akan dihidangkan beragam kue-kue khas tradisional seperti dodol, apam, pulut, kalame, dan lain-lain.Para tamu menyiapkan tempat dan kue akan dibagikan keliling diiringi dengan tarian. Puncak dari "Mandung" adalah penombakkan sapi-sapi yang menjadi korban, ratusan orang Suku Dayak Taman Melapi bersama-sama menombak sapi-sapi yang terdapat di dalam kandang. Setelah sapi ditombak maka setelah itu dimasak baru kemudian dibagikan kepada tamu-tamu yang telah diundang. Hidangan yang disajikan dari hari pertama hingga hari kelima sifatnya harus sama.
Itulah tradisi budaya Suku Dayak Taman Melapi "Mandung" yang sangat menjunjung tinggi tradisi turun-temurun dari nenek moyang serta nilai-nilai kolektif antar sesama. Bagaimana budaya yang ada di daerahmu?
Semoga Bermanfaat
Salam Budaya
Daftar Pustaka
Agusninawati. 2013. Ini Cara Dayak Taman Kapuas Hulu Bersyukur Pada Tuhan. Diambil dari https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-2084557/ini-cara-dayak-taman-kapuas-hulu-bersyukur-pada-tuhan
Ganeta, G. 2019. Mandung, Cara Dayak Taman Bersyukur. Diambil dari http://mabmonline.org/mandung-cara-dayak-taman-bersyukur-2/