Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Efek Mahathir Akankah Hadir di Indonesia?

10 Mei 2018   16:52 Diperbarui: 10 Mei 2018   17:34 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Montase: Andhyka Akbariansyah

Ketika seorang Muslim, Sadiq Aman Khan, terpilih sebagai Wali Kota London, pada tanggal 7 Mei 2016, mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengucapkan selamat atas terpilihnya Khan. Dan berharap kejadian serupa bakal berpihak pada dirinya menjelang Pilkada DKI Jakarta waktu itu. Namun, akhirnya, yang terpilih bukan Ahok, melainkan Anies-Sandi.

Begitu juga kini, ketika Mahathir mengalahi Najib Razak, bagi Waketum Gerindra Fadli Zon tanda-tanda zaman, 2019? (https://news.detik.com/berita/4014322/mahathir-menang-di-malaysia-fadli-zon-yakin-ri-2019gantipresiden).

Sama halnya dengan Ferry Juliantono dapat menjadi pertanda baik bagi Indonesia. Sebab, Ferry menyebut Mahathir belakangan banyak menyoroti soal investasi China dan penggunaan tenaga kerja asing di Malaysia. Itu, menurutnya, juga tengah terjadi di Indonesia. (https://news.detik.com/berita/4014216/mahathir-kalahkan-najib-gerindra-yakin-oposisi-ri-juga-akan-menang).

Senada halnya dengan ungkapan di atas, Fahri Hamzah memprediksi koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo juga akan tumbang dan dikalahkan oleh oposisi pada 2019. (https://news.detik.com/berita/4014271/mahathir-sang-oposisi-menang-fahri-yakin-jokowi-tumbang).

Memang, begitulah seorang politisi mengolah sebuah kejadian/peristiwa menjadi seakan persepsi menurut kerangka kepentingan yang divisualisasi untuk menjadi mendukung pihaknya.

Seraya menegasikan fakta atau data lain yang bertolak belakang dengan kerangka acuannya. Kira-kira, bagaimanakah jadinya kalau yang terjadi sebaliknya, yakni Najib Rozak memenangi pemilu dari Mahathir, mungkin politisi lain yang berkoalesi dengan pemerintah akan menjadikan hal itu pertanda baik pula bagi petahana untuk memenangi pemilu 2019 di Indonesia.

Sebagai pembaca budiman dan rakyat Indonesia. Kita dapat menyikapi komentar politisi sebagai suatu kewajaran berpihak pada yang didukungnya asal jadi jangan terlalu melampaui batas kewajaran. Kalau ada seorang politisi menjadikan suatu peristiwa baik buat partainya atau bahkan menurutnya bagi masyarakat Indonesia.

Santai sajalah mungkin kita menyahutinya, sebab memang para politisi jagonya mengkhalayalkan sesuatu yang bakalan terjadi. Optimistis dan pesimistis seorang politisi pada orang yang dikoalesi dan dioposannya melebihi kecemberuan remaja pingitan yang baru menyatakan keinginannya. Diterima ataukah ia ditolak? Kita harus bersedia menunggu beberapa waktu lain.

Seorang politisi dapat saja mengklaim bakalan memenangi kontestasi politik. Ibarat halnya kepercayaan diri petinju profesional sesaat sesi tiimbang badan, head to head, sekaligus menunjukkan supremasinya di atas lawan tandingnya. Bahkan akan memprediksi bakal knockout dalam 1 atau 6 ronde dari 12 ronde yang dipertarungkan. Tapi, pembuktiannya berada di atas ring dan siapapun pemenangnya, umumnya setiap petinju profesional segera mengakui keunggulan pemenangnya.

Meski politik bukan arena tinju, kita masih dapat belajar di dalamnya. Dalam politik Malaysia, baik Mahathir Mohamad, Najib Rozak, dan Anwar Ibrahim pernah sekawan.

Namun, pada akhirnya pecah kongsi menjadi seteru. Mahathir berkawan Najib melawan Anwar. Kini, Mahathir bersekutu dengan Anwar mengalahkan Najib. Tapi Najib sudah mengakui kemenangan Mahathir, mantan guru politiknya, yang menurut Mahathir telah salah pilih dulu menempatkan Najib. Sekarang, Mahathir dan Anwar kembali sekawan setelah lama seteru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun