Mohon tunggu...
siprianus jemalur
siprianus jemalur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkontribusi bagi kemajuan daerah melalui tulisan

lahir dan dibesarkan untuk memuja kehidupan meskipun seringkali tidak bersahabat...

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mudik dan Covid-19: Kenyataan yang Problematis?

6 Mei 2021   21:34 Diperbarui: 6 Mei 2021   21:48 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mudik merupakan salah satu fenomena sosial yang sangat khas bagi masyarakat dan bangsa kita pada umumnya. Menjelang hari raya Idul Fitri, sebagian besar masyarakat kita pada umumnya pulang kampung untuk bertemu keluarga yang kita cintai. 

Betapa tidak, hari raya ini merupakan kesempatan yang istimewa dan indah untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Kondisi ini tentu agak berbeda dengan pandemi covid 19 melanda bangsa kita. Karena covid 19, niat kita untuk merayakan lebaran bersama keluarga terpaksa diurungkan demi kebaikan kita bersama.

Pada tahun-tahun sebelumnya, mudik kadang menjadi moment yang menorehkan kisah yang memilukan. Memilukan karena cukup sering terjadi berbagai kecelakaan baik yang sedang bahkan sampai mengorbankan nyawa kita sendiri. Kondisi seperti tentu sangat tidak harapkan tetapi seringkali terjadi.

Litani tentang kecelakaan lalu lintas ketika mudik tentu masih tersimpan baik dalam ingatan kita terutama bagi keluarga korban. Kecelakaan lalulintas ini terjadi dengan beragam alasan seperti muatan yang melampaui batas, kendaraan yang tak laik jalan, sopir yang ngantuk atau lalai dan sebagainya. Apapun alasan kecelakaan ini, satu hal yang jelas adalah warga masyarakat mengalami tragedi yang memilukan ini.

Dalam kondisi seperti itu, mudik yang diharapkan sebagai momen bahagia tetapi berubah menjadi moment duka bagi keluarga. Ratusan bahkan ribuan nyawa kadang hilang karena berbagai kecelakaan lalu lintas ini. Kecelakaan lalu lintas ini tentu memupus harapan kita untuk bertemu dan berbahagia bersama keluarga yang kita sayangi. 

Pada masa pandemi covid 19 ini, momen-momen pilu seperti di atas pasti semakin berkurang. Hal ini tentu dapat dipahami karena ada kebijakan pemerintah untuk tidak mudik pada hari raya Idul Fitri tahun ini. Larangan mudik ini tentu membawa dua aspek positif yang sangat penting. 

Pertama, larangan mudik memungkinkan terputusnya mata rantai penyebaran covid 19. Dengan cara seperti itu, kita telah membantu penularan covid 19 bagi orang. Bagi orang lain termasuk pada keluarga yang kita cintai. Kedua, larangan mudik pada masa covid 19 juga setidaknya dapat mengurangi berbagai kecelakaan lalu lintas yang dapat merenggut nyawa kita sendiri. 

Bila kita berkaca pada berbagai pengalaman mudik pada tahun-tahun sebelumnya, kecelakaan lalu lintas seringkali tak terhindarkan bahkan korban nyawa pun sering terjadi. Dengan demikian, larangan mudik juga justru dapat menyelamatkan nyawa kita sendiri dari kematian karena kecelakaan lalu lintas.

Namun demikian, larangan mudik juga  tentu menjadi hal sangat dilematis bagi sebagian warga kita terutama yang tinggal di kota-kota besar yang menyandarkan seluruh kehidupannya dari pekerjaannya. 

Dalam situasi pandemi ini, banyak perusahaan yang meliburkan para karyawan-karyawati dari perusahaan. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi karyawan karena sumber penghidupannya hilang. Tinggal di kota besar tanpa penghasilan tentu sangat menyulitkan bagi mereka. Karena itu, mudik menjadi pilihan yang tepat agar bisa bertahan hidup. Dengan mudik, setidaknya masih ada potensi yang dapat dikembangkan misalnya sektor pertanian. 

Harus diakui bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi kehidupan banyak orang dan secara ekonomis menguntungkan. Karena itu, kita mungkin dapat memahami mengapa beberapa warga kita ingin mudik ke kampung halaman demi untuk mempertahankan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun