Mohon tunggu...
Sintia Nabila
Sintia Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa

someone who loves reading, music and cooking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bioteknologi dalam Restorasi Terumbu Karang : Solusi Ilmiah dalam Pemulihan Ekosistem Laut

29 Mei 2025   22:14 Diperbarui: 29 Mei 2025   22:14 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/tren/image/2023/05/15/074500665/-3-fungsi-terumbu-karang-sebagai-salah-satu-ekosistem-yang-penting?page=1

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang pantai lebih dari 81.000 km, pulau lebih dari 17.508 dan ekosistem terumbu karang yang luas ( 51.000 km2). Terumbu karang mempunyai fungsi antara lain untuk rekreasi (wisata bahari), produksi (sumber bahan pangan dan ornamental), nilai konservasi(sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan pesisir, sumber sedimen pantai, dan melindungi pantai dari ancaman abrasi(Suharsono, 2010).Terumbu karang adalah endapan masif yang berupa kalsium karbonat, dihasilkan oleh hewan karang Cnidaria yang bersimbiosis dengan Zooxanthella. Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan, seperti intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik (English et al., 1994). Namun, berbagai faktor seperti perubahan iklim, pencemaran, dan aktivitas manusia telah menyebabkan kerusakan serius pada terumbu karang di berbagai belahan dunia. Untuk mengatasi masalah ini, bioteknologi menawarkan solusi ilmiah yang inovatif dalam upaya restorasi terumbu karang. Dengan pendekatan berbasis teknologi, pemulihan ekosistem laut dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan. 

Bioteknologi dalam restorasi terumbu karang mencakup berbagai metode inovatif yang bertujuan untuk mempercepat regenerasi karang dan meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap perubahan lingkungan. Salah satu teknik yang banyak digunakan adalah transplantasi karang, yaitu pemindahan fragmen karang sehat ke lokasi yang mengalami kerusakan(Subhan et al.,2014).Fragmen karang ini dapat berasal dari koloni yang telah dikembangkan di laboratorium atau dari bagian ekosistem alami yang masih sehat. Proses transplantasi ini dilakukan dengan hati-hati agar karang yang dipindahkan dapat bertahan dan tumbuh kembali dengan optimal. 

Selain transplantasi dan Terumbu buatan, metode berbasis mikroba juga mulai dikembangkan dalam restorasi terumbu karang.Mikroba yang hidup di sekitar terumbu karang diketahui memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem. Dengan pendekatan bioteknologi, mikroba yang bermanfaat dapat dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan ketahanan karang ,seperti pemutihan akibat suhu tinggi dan peningkatan kadar karbon dioksida dalam air laut. 

Teknik pembiakan karang (Coral Microfragmentation dan Larval Reseeding) dikembangkan untuk mempercepat pertumbuhan karang. Dengan teknik ini, pertumbuhan karang dapat terjadi hingga 25 kali lebih cepat dibandingkan pertumbuhan alami. Larval reseeding dilakukan dengan mengumpulkan larva karang, membesarkannya di laboratorium, dan menanamnya kembali ke terumbu yang rusak untuk meningkatkan pemulihan populasi karang Teknik ini memberikan harapan baru bagi pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah mengalami degradasi(Haryanti et al., 2022).

Seiring dengan kemajuan teknologi genetika, para ilmuwan juga mulai mengembangkan rekayasa genetik untuk karang tahan panas. Melalui metode ini, karang yang lebih tahan terhadap suhu tinggi dapat dipindahkan ke wilayah yang rentan terhadap pemutihan, sehingga keberlanjutan ekosistem laut dapat terjaga dengan baik. Penelitian dalam bidang ini masih terus dikembangkan, namun hasil awal menunjukkan bahwa karang dengan daya tahan lebih tinggi terhadap suhu ekstrem memiliki potensi untuk menjadi solusi bagi pemulihan terumbu karang di masa depan(Kusuma et al., 2023) . 

Restorasi terumbu karang dengan pendekatan bioteknologi menawarkan solusi ilmiah yang menjanjikan bagi pemulihan ekosistem laut yang mengalami kerusakan. Dengan berbagai teknik seperti transplantasi karang, terumbu buatan, manipulasi mikroba,dan rekayasa genetik dapat meningkatkan efektivitas rehabilitasi dan memastikan keberlanjutan ekosistem laut. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk peneliti, pemerintah, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk mengimplementasikan teknologi ini secara luas dan berkelanjutan. Jika dilakukan dengan strategi yang tepat dan berbasis ilmu pengetahuan, maka restorasi terumbu karang berbasis bioteknologi berpotensi menjadi solusi yang efektif dalam menjaga kelestarian ekosistem laut bagi generasi mendatang. 

Daftar Pustaka

English, S., Wilkinson, C., & Baker, V., (1994). Survey Manual for Tropical Marine Resources. ASEAN - Australia Marine Science Project Living Coastal Resources. Australia. 

Haryanti, D., Maskur, A., & Munasik, M. (2022). Mikrofragmentasi Untuk Restorasi Karang Masif di Pulau Sambangan Karimunjawa. Jurnal Kelautan Tropis, 25 (3), 432-438. 

Kusuma, A. H., Muhaemin, M., Mayagues, H., & Efendi, E. (2023). Rehabilitasi ekosistem terumbu karang menggunakan terumbu buatan di perairan Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2(1), 280--293.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun