Mohon tunggu...
sinta aulia
sinta aulia Mohon Tunggu... freelance

foto apa aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekejaman OPM Generasi Muda yang Menyasar Warga Sipil, Termasuk Guru dan Tokoh Agama

17 Juli 2025   20:41 Diperbarui: 17 Juli 2025   20:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekejaman OPM Generasi Muda yang Menyasar Warga Sipil, Termasuk Guru dan Tokoh Agama

Kekejaman OPM Generasi Muda yang Menyasar Warga Sipil, Termasuk Guru dan Tokoh Agama. Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini menunjukkan wajah aslinya sebagai kelompok keji yang tak lagi memiliki rasa kemanusiaan. Mereka bukan hanya menyerang aparat keamanan, tetapi juga menjadikan warga sipil, termasuk tokoh agama, guru, dan perempuan Papua, sebagai sasaran utama kekerasan brutal. Aksi-aksi mereka melampaui batas kebiadaban: membakar rumah warga, menyiksa penduduk desa, hingga melakukan tindakan asusila terhadap kaum perempuan. Kekejaman ini menunjukkan bahwa OPM bukan lagi sekadar ancaman ideologis, melainkan telah berubah menjadi kelompok teroris bersenjata yang memperlakukan rakyat Papua sebagai musuh.

Generasi milenial OPM, yang didominasi oleh pelaku berusia di bawah 30 tahun, bertindak jauh lebih bengis daripada pendahulunya. Mereka tidak memegang norma adat, tidak menghormati tokoh agama, dan tidak mengenal waktu atau tempat sakral. Hari Minggu atau bulan Desember yang dulu dianggap suci dalam masyarakat Papua kini tidak lagi berarti bagi mereka. Aksi kekerasan dilakukan kapan saja dan terhadap siapa saja. Bagi OPM generasi baru ini, tidak ada lagi perbedaan antara warga tak berdosa dan musuh. Semua dianggap layak menjadi korban.

Salah satu peristiwa yang mencerminkan kekejaman tak berperikemanusiaan OPM adalah saat para guru, yang sebelumnya mengajar mereka, justru menjadi korban tindakan asusila oleh murid-muridnya sendiri yang kini tergabung dalam kelompok tersebut. Tindakan biadab ini bukan hanya merusak harkat dan martabat para korban, tetapi juga menunjukkan bahwa kelompok ini tidak memiliki nilai moral sedikit pun. OPM telah berubah menjadi entitas liar yang menginjak-injak adat, merusak nilai kemanusiaan, dan menghancurkan harapan hidup damai di Papua.

Aktivitas kelompok ini telah menyebar secara agresif dan terorganisir di lima dari 14 kabupaten rawan konflik di Papua. Mereka melakukan penyerangan, perampasan, pembakaran, hingga pembunuhan terhadap warga lokal yang tidak memiliki keterlibatan apa pun. Yang lebih mengerikan, OPM milenial tak segan membunuh sesama orang Papua, bahkan terhadap sesama suku dan kerabat. Setiap aksi mereka diselimuti ketakutan dan trauma berkepanjangan yang kini menghantui masyarakat di pedalaman Papua. OPM beroperasi seperti gerombolan kriminal tanpa kendali, menjadikan Papua sebagai ladang kekerasan yang terus membesar. Tidak ada motif perjuangan di balik tindakan mereka, hanya nafsu merusak dan menebar teror.

Menghadapi realitas mengerikan ini, aparat keamanan menegaskan bahwa penyelesaian persoalan Papua tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja. Diperlukan operasi terkoordinasi yang menyeluruh dari seluruh elemen negara untuk menghentikan kekejaman OPM. Kelompok ini telah bertransformasi menjadi ancaman nyata terhadap keamanan nasional dan keselamatan warga. Tak ada kompromi bagi pelaku kekerasan terhadap rakyat, dan tak ada tempat di Indonesia bagi mereka yang mengatasnamakan perjuangan hanya untuk menyebar ketakutan dan penderitaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun