Mohon tunggu...
Sindi sriangraeni
Sindi sriangraeni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Unpam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teater "Dhemit" oleh Mahasiswa

11 Desember 2019   13:19 Diperbarui: 11 Desember 2019   13:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Mahasiswa memang seharusnya memiliki kreativitas yang tinggi dan mungkin itulah yang telah di buktikan oleh sekumpulan mahasiswa dan mahasiwi universitas pamulang yang menamakan komunitasnya dengan sebutan Lontjeng teater. Lontjeng teater tersebut adalah suatu tempat atau wadah bagi mahasiswa/i untuk menunjukkan kemampuan maupun keahlian dalam seni peran di bidang teater.

Beberapa waktu yang lalu, lontjeng teater telah berhasil menampilkan sebuah pertunjukkan yang di penuhi oleh penonton yang datang untuk menyaksikan pertunjukkan naskah lakon dhemit karya Heru Kesawa Murti. Yang di adakan di Amphiteater  Taman Kota 2 BSD Tangerang Selatan. Lontjeng telah berhasil mengundang kerumanan masyarakat pamulang terutama mahasiswa/i universitas pamulang.pertunjkkan tersebut telah banyak menuai pujian.
Pertunjukan yang diadakan dalam dua hari berturut-turut ini dengan menampilkan naskah yang sama tentunya sama sekali tidak menyurutkan antusias para penonton.

Di hari pertama juga kedua pun sama-sama di padati penonton yang telah hadir. Pertunjukkan ini di sutradarai oleh M. Yus Yunus yang juga merupakan alumnus dari universitas pamulang ini berhasil membuat para penonton kagum dan terhibur. Hal ini terbukti dari banyaknya pujian yang di layangkan kepadanya sesudah pertunjukkan teater tersebut selesai. Sutradara muda ini baru pertama kali menyutradarai naskah teater tetapi telah sangat sukses menggarap naskah tersebut dan ini menjadi modal baginya untuk terus mengembangkan diri agar menjadi yang lebih baik lagi.

Saya sebagai salah satu penonton tentunya sangat merasa puas atas pertunjukkan teater tersebut. Dengan durasi yang hanya dua jam ini telah berhasil membuat saya tidak merasakan bosan sama sekali bahkan larut dalam cerita pertujukkan. Naskah yang berjudulkan "DHEMIT". Pertunjukkan dhemit tersebut tidak sama sekali menampilkan kesan horor, berbanding terbalik dengan judulnya yaitu dhemit yang biasa disebut sebagai setan.

Dhemit yang menjadi tokoh dalam pertujukkan itu adalah dhemit yang lucu dan cerdas. Dhemit yang sangat jauh berbeda dengan para dhemit yang ada di perfilman indonesia yang tidak mengatakan apapun kecuali menampakkan keseramannya. Dhemit yang di tampilkan pada teater ini adalah para dhemit yang di usung dengan maraknya aksi penggusuran masyarakat kecil di indonesia oleh berbagai macam pihak yang masih sering terjadi sempai saat ini. Dhemit yang di usung adalah atas nama keserakahan manusia. Itulah kira-kira tema pertunjukkan naskah dhemit tersebut.

Lakon dhemit karya Heru Kesawa Murti mengisahkan tentang suatu kelompok dhemit yang tempat tinggalnya yang di usik oleh kehadiran para manusia. Dan para dhemit ini marah. Mereka berencana untuk menggagalkan proyek pembangunan yang akan melenyapkan tempat tinggal mereka para dhemit dengan cara mengganggu para pekerja, atau bahkan sampai menculik salah satu dari pegawai kontraktor proyek tersebut. Tetapi karena manusia (di dalam cerita ini) lebih licik dan pindar dari pada para dhemit, dari itulah manusia pada akhirnya telah berhasil merobohkan semua tempat yang ada hutan terutama kediaman sang lurah dhemit yaitu jin penunggu pohon preh. Cerita tidak hanya berakhir disitu saja, para manusia akhirnya menuai keserakahannya. Sang kontraktor yaitu Rajegwesi ia mati kareta telah tertimpa pohon preh yang ia ledakkan sendiri dengan dinamit, bagaikan senjata makan tuan. Sisi yang menarik dalam pertunjukkan drama ini yaitu dengan menampilkan unsur komedi hal itu menarik perhatian para penonton yang menyaksikan.

M. yus yunus dalam menggarap proses teater drama ini memilih gaya sampaan dengan cara tersebut bahwa batas antara pemain dengan penonton menciptakan kedekatan dan batas antara pemain dan penonton sangatlah tipis. Dengan gaya sampaan juga pemain akan terlihat lebih rileks dan menyatu seperti yang saya rasakan sendiri bahwa saat para pemain menampilkan lakon yang duduk berbarengan dengan penonton di kursi para penonton ini yang kemudian menjadikan kesan main-main tapi serius. Tetapi yang paling terpenting ialah esensi yang ingin disampaikan para pemeran atau komunitas lontjeng teater mahasiswa ini dapat tersampaikan dengan baik dan dapat di terima oleh penonton tentunya.

Pertunjukkan naskah lakon dhemit ini tentunya diharapkan agar dapat menjadikan refleksi bahwa semua hidup manusia tidak seharusnya dapat merugikan makhluk hidup lain. Kehidupan agar tetap selalu harmonis dan kehiduoan akan saling menguatkan bukan untuk saling menghancurkan. Ini merupakan pentujukkan teater yang bagus dan tentunya sangat mendidik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun