Mohon tunggu...
Isna Puryanta
Isna Puryanta Mohon Tunggu... -

Barangkali, sayalah guru gagal itu. Gagal setia pada keadaan menjadi suruhan pelaksanaan kebijakan. Gagal paham dengan arah kejujuran pendidikan. Dan gagal berpasrah pada buruknya keadaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengendalikan Kelas dengan Kalimat

16 Februari 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mungkin Anda pernah mengalami ini, siswa Anda belum siap belajar ketika Anda memasuki kelas. Biasanya ini terjadi sesaat setelah jam istirahat. Maklum saja, kala istirahat biasanya anak-anak bubar ke kantin sebagai tempat favorit. Maka, ketika mereka harus belajar lagi suasana kelas bisa sangat kacau.
Menghadapi situasi demikian, beberapa rekan guru sering bersikap sangat reaktif. Ada guru yang berdiri di pintu sambil berdiam diri menunggu siswanya menyiapkan diri. Celakanya, kadang hal ini kurang efektif dan efisien. Waktu yang terbuang menunggu siswa siap kadang cukup lama. Bagi guru yang memang senang ‘kill time’ mungkin menyenangkan, tetapi bagaimanapun ini tentunya kurang baik.
Kadang kala, ada guru yang langsung berteriak penuh kemarahan menyuruh siswanya tertib. Memang, dalam banyak kasus, tindakan ini cukup  efektif. Siswa bisa seketika diam dan duduk di kursinya masing-masing. Hanya saja, ini sering berpengaruh dalam perjalanan belajar mengajar selanjutnya. Sepanjang pelajaran siswa bisa saja kelihatan tertib mengikuti pelajaran, namun kadang perhatian mereka tidak lagi fokus kepada pelajaran. Diam-diam mereka akan berbisik-bisik tidak jelas, sibuk berkegiatan lain, bahkan ada pula yang menulis kata-kata atau menggambar yang mengejek sang guru.
Agar tidak terjadi situasi yang demikian itu, ada cara sederhana yang bisa dilakukan. Bila menghadapi situasi kelas yang ‘krodit’, saya sering menggunakan jurus ‘kata mutiara’ atau ‘kalimat bijak’ yang saya sesuaikan keadaan. Ketika siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri, saya langsung menuliskan kata mutiara atau kalimat bijak di papan tulis. Banyak yang bisa kita gunakan, misalnya: Manusia memahami keadaan, bukan manusia tak peduli keadaan; Manusia dinilai dari karya dan perilakunya; Sikap adalah cerminan harga diri, dan lain-lain. Biasanya, beberapa siswa akan segera membaca kalimat yang saya tulis dan kemudian sambil  tersenyum-senyum mereka akan menggamit temannya yang belum menangkap maksud kalimat saya atau bahkan belum membaca kalimat saya. Tak lama, mereka akan segera menempatkan dirinya siap untuk belajar.
Cara di atas, selain tidak menciptakan suasana kaku dan penuh kemarahan juga melatih siswa berpikir. Kesadaran siswa akan timbul dengan sendirinya setelah mereka memahami maksud kalimat saya dan dijamin, pembelajaran yang berlangsung kemudian akan berlangsung tanpa kendala  psikologis apapun. Tertarik? Silakan dicoba!

@Tulisan ini juga bisa dibaca di http://guraru.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun