Mohon tunggu...
Silvia Rimadani
Silvia Rimadani Mohon Tunggu... Guru - Profesi saya Guru TK di TKIT Bina Cendekia Sampang- Madura

Hobi saya membaca buku cerita dan novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan Membaca Huruf melalui Media Kartu Gambar dan Stik Huruf

19 November 2022   14:50 Diperbarui: 19 November 2022   15:11 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan semakin canggih menuntut budaya untuk berkembang juga, salah satunya budaya membaca. Dimana budaya membaca saat ini sangat jarang di aplikasikan oleh orang tua kepada anak dirumah. Orang tua yang sibuk bekerja sangat jarang membacakan buku cerita kepada anak. Padahal, budaya membaca atau literasi wajib dikenalkan sejak dini kepada anak. Tujuannya agar anak bisa gemar dan senang membaca sejak dini. 

Tetapi, kebanyakan orang tua salah memahami, anggapan orang tua untuk apa dibacakan buku cerita kepada anak sejak kecil sedangkan anak juga tidak mengerti apa arti dari cerita yang dibacakan. 

Memang betul, anak tidak memahami apa isi dari buku cerita yang di bacakan orang tua, tetapi ada manfaat lain ketika anak terbiasa dibacakan buku cerita sejak kecil oleh orang tua yaitu merangsang pendengaran anak, sehingga anak terkadang merespon dengan eksperesi senang dan tertawa. Manfaat yang lain yaitu menambah kosa kata atau perbendaharaan kata pada anak, dengan anak dibacakan cerita dan melihat gambar pada buku cerita akan menambah wawasan dan kosa kata pada anak. 

Hainstock (2002:85) menyebutkan bahwa membaca merupakan pengenalan huruf-huruf atau bunyi huruf dengan cara melihat, menyentuh dan mendengarkan setiap huruf yang diucapkan satu persatu kemudian di gabungkan untuk membentuk kata-kata pendek.

Ada beberapa tahapan membaca pada anak sesuai usia perkembangannya yaitu Pertama, tahap fantasi dimana anak mulai belajar menggunakan buku dengan cara membuka buku, mulai berfikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya saat bermain bahkan tidur. Kedua, tahap pembentukan konsep diri membaca dimana anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. 

Ketiga, tahap membaca gambar dimana pada tahap ini anak mengenal dan menyebutkan gambar yang ada di dalam buku, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad. 

Keempat, tahap pengenalan bacaan dimana anak mulai tertarik pada bacaan, anak mulai mengingat kembali cetakan pada konteksnya, anak berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti botol kemasan minuman,bungkus makanan ringan dan papan iklan yang ada di pinggir jalan. Kelima, tahap membaca lancar dimana pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas.

Pada perkembangan zaman saat ini, budaya membacakan buku pada anak semakin rendah karena adanya teknologi yang lebih menarik minat anak yaitu gadget. Saat anak mulai dikenalkan dengan gadget, anak mulai mengeksplor pengetahuan melalui gadget tersebut. 

Jadi, pada dasarnya mengajarkan membaca pada anak usia dini boleh saja diajarkan tetapi harus sesuai dengan usia perkembangan anak. Pada saat mengajarkan membaca pada anak usia dini, kenalkan huruf terlebih dahulu. Mengenalkan huruf kepada anak usia dini harus menarik sehingga menumbuhkan rasa penasaran dan keingintahuan anak. Dengan demikian menanamkan kemampuan membaca itu sangat penting, karena membaca bagian dari perkembangan bahasa bagi anak usia dini.

Masa usia dini merupakan periode awal yang penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh periode penting yang pundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode ahir perkembangan. Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah The Golden Age atau periode keemasan (depdiknas 2007:1) banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini dimana potensi anak berkembang dengan cepat.

Menurut Rahman (2002:31) bahwa “pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap terhadap kehidupan selanjutnya” pengalaman tersebut akan bertahan lama bahkan tidak dapat terhapuskan. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialaminya maka efek tersebut akan muncul kembali dalam bentuk yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun