Mohon tunggu...
Silvi Yuliani
Silvi Yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi Biologi, Universitas Andalas

Saya adalah mahasiswi Biologi, Universitas Andalas, Padang. Saya menyukai membaca buku. Harapan saya dengan mencurahkan isi pikiran saya, semoga ilmu yang diperoleh dari guru saya dapat dibagikan kepada publik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ledakan Penduduk Mengancam Lingkungan Hidup

29 November 2023   03:30 Diperbarui: 29 November 2023   03:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ledakan penduduk mengancam lingkungan hidup

Manusia dan lingkungan adalah suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan dengan segala sumber daya di dalamnya menjadi jasa ekosistem yang melayani semua kebutuhan manusia. Dari sudut pandang manusia, dengan adanya lingkungan tentunya dapat menopang kehidupan manusia. Setiap hubungan, terkadang tidak berjalan mulus seperti jalan tol. Sama halnya dengan manusia dan lingkungan, ada saja masalah yang terjadi di antara keduanya.

Lingkungan sebagai penyedia yang melayani kebutuhan manusia, memiliki kapasitas dalam ketersedian sumber daya didalamnya. Sementara itu, dewasa ini, terjadi ledakan populasi penduduk di berbagai kawasan, khususnya kawasan negara berkembang seperti Indonesia. Seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas perairan lebih besar daripada luas daratan. 

Juga, Indonesia berada di persimpangan dunia, yaitu diantara samudera Hindia dan samudera Pasifik, juga benua asia dan benua Australia. Hal ini memudahkan penduduk dari negara manapun untuk bermigrasi dan menetap di Indonesia. Faktanya, jumlah penduduk asli Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal inilah yang memicu permasalahan terhadap lingkungan hidup.

Ledakan penduduk di Indonesia seiring dengan terancamnya lingkungan yang menopang kehidupan. Lingkungan memang sebagai penyedia, tetapi lingkungan juga membutuhkan pemeliharaan sumber daya di dalamnya sehinggga sumber daya ini dapat terus ada dan berkelanjutan di masa yang akan datang. Ironisnya, ledakan penduduk yang tidak bisa terkontrol ini mengancam keselamatan lingkungan. Berbagai masalah terjadi, seperti banjir, pemanasan global, perubahan iklim, kekeringan, kebakaran hutan, dan lain-lain. 

Permasalahan ini memang sudah ada sejak manusia mendiami bumi. Akan tetapi, sangat miris dilihat karena dari manusia yang masih belum maksimal dalam menanggulangi masalah ini. Salah satu masalah lingkungan yang selalu berdampingan dengan manusia adalah masalah sampah. Ledakan penduduk mengakibatkan lebih banyak juga sampah yang dihasilkan. Tentunya ini menjadi beban ekologis bagi lingkungan. Dampaknya terjadi berbagai macam pencemaran. 

Pertama, pencemaran tanah yang diakibatkan karena penumpukan sampah terutama sampah anorganik seperti sampah plastik yang sulit untuk diuraikan oleh hewan dekomposer. Kedua, pencemaran air karena sudah bercampurnya zat kimia beracun dari sampah pada aliran air sehingga terjadi kematian spesies yag hidup di perairan. Ketiga, polusi udara yang disebabkan oleh masyarakat yang hanya memikirkan supaya sampah tersebut habis oleh pembakaran, sehingga efeknya terjadi polusi udara sehingga manusia menghirup berbagai macam gas selain oksigen lalu mengganggu proses metabolisme tubuh.

Dari permasalahan yang muncul, nyata bahwa dampaknya sangat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran, diharapkan dapat turut andil dalam penyelesaian masalah ini. Sampah yang dihasilkan dari segala aktivitas manusia, tentunya dapat ditanggulangi. Seperti yang sudah diketahui, bahwasanya sampah terbagi atas dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. 

Sampah organik adalah sampah dari sisa makanan, buah-buahan, sayur-sayuran yang dapat diuraikan oleh hewan dekomposer. Sementara itu, sampah anorganik adalah sampah selain sisa makanan seperti dari bahan plastik, yang tidak dapat diuraikan oleh hewan dekomposer. Tidak perlu khawatir, hal ini dapat diatasi dengan 3R (reuse, reduce, recycle).

Pertama, reuse atau menggunakan kembali. Masyarakat diharapkan untuk menggunakan kembali produk yang sudah terpakai. Contohnya, makanan atau minuman yang disimpan di dalam botol. Jika sudah mengkonsumsinya, botol bekas dapat digunakan kembali seperti sebagia pot tanaman kecil. Kedua, reduce atau mengurangi jumlah sampah. Masyarakat diharapkan untuk mengurangi jumlah sampah sekali pakai seperti plastik. Alternatif lain seperti membawa peralatan makan dan botol minum, sehingga tidak perlu beli alat makan dan minum sekali pakai. Ketiga, recycle atau mendaur ulang. Masyarakat diharapkan untuk mendaur ulang sisa produk sehingga bisa dipakai Kembali.

Selain pengetahuan tentang penanggulangan sampah. Hal ini tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah. Masyarakat sebagai penduduk yang cerdas diharapkan dari edukasi ini untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, aparatur negara sebaiknya memberikan perhatian lebih terhadap pengelolaan sampah di tempat pembuangan sampah (TPS). Juga, ditegaskan aturan terkait hukuman untuk penduduk yang melanggar kebijakan sampah di Indonesia. Jadi, manusia yang cerdas salah satunya adalah manusia yang menggunakan sumber daya yang tersedia di lingkungan dengan secukupnya dan memelihara sumber daya tersebut untuk dapat dinikmati dan dilanjutkan ke generasi berikutnya. Salam konservasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun