Mohon tunggu...
Nuraini Silvia
Nuraini Silvia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Pejuang Toga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk, Meningkatkan Motorik Halus pada Anak Usia Dini dari Barang Bekas

10 Mei 2021   00:52 Diperbarui: 10 Mei 2021   01:35 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Di tengah pandemi saat ini, kita semua termasuk anak usia dini tidak diperkenankan untuk beraktivitas di luar rumah termasuk kerja dan bersekolah. Dengan demikian, kita hanya bisa melakukannya dari rumah. Begitu pula dengan anak usia ini, hanya bisa belajar maupun bermain di rumah sehingga kebanyakan anak akan mudah bosan. Padahal pada masa anak usia dini disebutkan sebagai "Golden Age" atau masa keemasan yaitu masa di mana hal itu tidak akan terulang kembali.

     Dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan stimulasi dalam mengembangkan kemampuan dasar melalui belajar yang menarik dan bervariasi bagi anak serta lingkungan yang mendukung perkembangan anak agar kemampuan anak tercapai secara optimal. Salah satu aspek yang dikembangkan adalah aspek fisik motorik. Dengan demikian, perlu adanya pembelajaran yang kreatif dan inovatif di rumah namun dapat mengasah salah satu aspek perkembangan pada anak dengan menentukan strategi pembelajaran pada anak dengan memilih alat atau media agar kegiatan yang dilakukan lebih menarik dan bisa membangkitkan rasa ingin tahu anak. Sehingga dengan bermain kolase anak bisa didampingi oleh orang tuanya di rumah.

     Aspek fisik meliputi perkembangan motorik halus (fine motor) dan motorik kasar(gross motor) yang berguna untuk pertumbuhan dan kesehatan anak. Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan anak belajar dan berlatih (Sumartini, 2011). Dearden, dalam Isjoni, (2011 : 87), mengungkapkan bahwa "Bermain merupakan kegiatan yang non serius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak". Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain dapat memberikan efek yang positif terhadap perkembangan anak usia dini. Dengan bermain anak menyerap berbagai hal baru di sekitarnya.

     Yuniarti (2014:2) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus, salah satunya adalah stimulasi. Pemberian stimulasi pada awal kehidupan anak merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan anak. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan berkembang lebih cepat dan baik dibandingkan dengan anak yang kurang atau sama sekali tidak mendapatkan stimulasi. Dalam penelitian ini anak kurang mendapatkan stimulasi yang terarah terbukti dengan kelenturan dan kelincahan motorik halus anak belum terlihat jelas dan belum lancar menulis. Untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak ada beberapa upaya yang dapat dilakukan. Salah satunya dengan permainan yang menarik dan dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak yaitu permainan kolase.

     Kolase merupakan salah satu karya seni yang dapat menstimulus perkembangan motorik halus pada anak. Aktivitas kolase bisa dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kolase dapat berupa bahan alam, bahan bekas, dan bahan olahan yang aman untuk digunakan oleh anak. Dengan kolase anak dapat menggerakkan jari-jarinya untuk menempel dan mengkoordinasikan gerakan mata dan tangannya.  

     Dengan bermain kolase tidak hanya fisik anak saja yang akan bekerja tetapi juga otak anak yang digunakan untuk berpikir bagaimana menghias gambar menggunakan bahan kolase sehingga dapat menjadi karya yang indah. Kolase juga melatih ketelitian anak dengan anak menempelkan satu persatu bahan kolase agar menjadi karya seni yang indah dan rapi. Selain itu kolase juga dapat meningkatkan kemampuan kreativitas anak. anak dapat berimajinasi menghias dengan bahan-bahan yang ada.

     Dalam proses kegiatan bermain kolase kaya akan aktivitas yang dapat menstimulus perkembangan motorik halus anak seperti menempel, dan koordinasi mata dan tangan. Bermain kolase juga memerlukan kesabaran yang tinggi sehingga anak dapat terlatih bersabar dalam bermain serta anak akan mengalami berpikir dalam bermain kolase agar menjadi sebuah karya seni.

     Melalui kegiatan bermain kolase dengan menggunakan media yang memanfaatkan bahan bekas dapat menunjang perkembangan motorik halus pada anak usia dini. Hal ini juga dapat mengembangkan kreativitas pada anak, melatih konsentrasi, melatih ketekunan, serta dapat melatih kesabaran pada anak. Kolase juga melatih ketelitian anak dengan anak menempelkan satu persatu bahan kolase agar menjadi karya.


     Dengan bermain kolase menggunakan media bahan bekas dapat mengajarkan anak bahwa bahan bekas juga bisa di olah kembali kemudian dapat dijadikan sebuah karya seni.  Dengan begitu tidak membuat banyaknya bahan-bahan bekas yang dibuang begitu saja. Dengan demikian, anak-anak pun dapat berkreasi dengan bahan bekas sehingga dapat mengurangi sampah-sampah dari barang bekas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun