Mohon tunggu...
silvani dmk
silvani dmk Mohon Tunggu... Guru - Silvani Lika Aprilia Damanik

Dream | Create | Inspire (Find me on social media @silvanidmk_)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rambut Sama Hitam, Sukses Beda Warna

12 September 2020   23:02 Diperbarui: 12 September 2020   23:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pasti pernah sedang asyik tiduran, main handphone. Liat instagram, facebook atau sosial media lainnya dan tiba-tiba mood kita berubah. Melihat teman sekolah sudah pada menikah, teman satu komunitas upload foto kerja dengan dasi dan jas mewah, sahabat masa kecil yang sudah melalang buana keluar negri, atau mantan yang dapat beasiswa gratis ke negara yang pernah kita impikan. Berbagai prestasi, kebahagiaan dan kemesraan berlomba-lomba muncul diberanda facebook dan explore instagram kita.

Lalu kita terdiam, bertanya pada diri sendiri "selama ini aku ngapain sih? Kenapa aku gak bisa seperti mereka? Apa yang salah dengan diriku? Apa aku kurang keras berusaha? Atau terlalu santai dalam mengejar mimpi?" berbagai pertanyaan seperti itu mulai bermunculan dibenak kita, mengutuk diri karna tak bisa sehebat mereka, atau bahkan mulai membenci diri sendiri. Naudzubillah.

Banyak diantara kita yang berfikir bahwa suksesnya seseorang itu punya tolak ukur yang sama, kemudian muncul lah stigma "kalau dia bisa kenapa aku enggak?" padahal tidak semua hal bisa dikategorikan seperti itu. porsi makan saja sudah berbeda, lantas mengapa terus memaksa untuk memiliki berat badan yang sama ? belajar dari porsi makan saja kita sudah tau bahwa setiap orang punya level yang berbeda, kesuksesanpun demikian.

Kalau hari ini kita melihat teman seumuran sudah sukses atau menebar kebahagiaannya didepan kita, sedang kita masih mengejar kesuksesan itu, ingat lah setiap orang punya waktu dan kesempatan yang berbeda, percaya saja semua pasti ada sakitnya, ada pahit dan gagalnya. Sebelum akhirnya kita petik hasilnya, kita cicipi manisnya dan kita dapat suksesnya.

Sebenarnya yang kita perlukan dikondisi seperti ini adalah tetap berjalan bukan berlari, jangan berhenti apalagi putar balik. Terus mencoba jangan putus asa. Didepan ada harapan dan impian yang harus dicapai dan diusahakan. Berhenti membandingkan nasibmu dengan nasib mereka. Just the way you are dan love yourself juga terus diterapkan agar hidup lebih tenang, terakhir bersyukur, obat mujarab yang ampuh ngilangin rasa sedih dan kecewa. Katakan dengan lantang diriku berharga dan lebih dari segalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun