Komnas Perlindungan Anak (2023) melaporkan, sepertiga anak dari lingkungan kekerasan menderita gejala stres pascatrauma seperti kecemasan dan kesulitan mengungkapkan perasaan. Situasi ini sering berujung pada dua respons yaitu anak menjadi pendiam atau melampiaskan rasa sakitnya dengan cara yang negatif. Fenomena ini menjadi alasan kuat Bright Canvas hadir sebagai tempat mengungkapkan suara kepala dan hati anak-anak.
Sebuah program yang menampung, merangkul, dan menghargai setiap cerita anak-anak, Bright Canvas hadir dengan kurikulum yang terstruktur yaitu Kolbs Experiental Learning. Kolbs Experiental Learning adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangkan oleh David A. Kolb. Teori ini menekankan bahwa pembelajaran yang paling efektif adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Kolb percaya bahwa belajar bukan hanya sekadar menerima informasi secara pasif, tetapi sebuah proses aktif dimana individu terlibat langsung dalam suatu pengalaman, merefleksikannya, dan menarik pelajaran untuk diaplikasikan di masa depan. Teori pembelajaran yang muncul pada tahun 1984 ini menjadi landasan kurikulum pada Bright Canvas.
Berfokus pada Panti Asuhan Darushsholihin yang merupakan lembaga sosial khusus putra yang berdiri sejak 19 Februari 1994 di bawah naungan Muhammadiyah. Panti ini berfokus pada pengasuhan, pendidikan, dan pembinaan anak-anak yatim, dhuafa, serta anak terlantar. Selain menyediakan tempat tinggal yang layak dan aman, panti juga memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan formal di berbagai jenjang. Tempat yang menjadi saksi bagaimana anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus (AMPK) bertransformasi melalui Kolbs Experiental Learning dengan tahapan sebagai berikut.
1. Concrete Experience (CE) - Pengalaman Konkret
Tahapan pertama anak-anak belajar langsung melalui pengalaman yang baru dan sesuatu yang menantang. Sesuai dengan metode yang Bright Canvas berikan melalui kegiatan The Mirror Within dan Storm to Calm yang mengajak anak-anak untuk mengukir cerita mereka dengan media gambar sebagai langkah awal anak-anak memahami emosinya. Dilanjutkan dengan pendeskripsian dibalik gambar sebagai langkah awal anak-anak memahami emosi mereka.
2. Reflective Observation (RO) - Observasi Reflektif
Tahap yang lebih dalam di mana anak-anak merenungkan apa yang sudah dilakukannya. Bright Canvas menemani mereka mengevaluasi bagaimana hasil dari kegiatan yang sudah anak-anak lakukan. Melalui kegiatan Draw the Family, Game Card, dan Story Board anak-anak secara sengaja diarahkan untuk merefleksikan pengalaman yang telah dialaminya dari berbagai perspektif, mengetahui ingatan anak-anak sebelum dan sesudah di panti, dan mengetahui kemampuan spasial anak-anak.
3. Abstract Conceptualization (AC) - Konseptualisasi Abstrak
Pemahaman yang lebih mendalam pada tahap ini di mana anak-anak menarik kesimpulan logis dari refleksinya dan membentuk konsep, teori, atau prinsip umum. Kegiatan pada tahap ini ditujukan agak anak-anak mampu untuk mengetahui hobi pribadi dalam bentuk 2D maupun 3D, mendorong mereka untuk lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat tentang mimpi dan cita-citanya.