Kabupaten Aceh Tengah  sangat potensial untuk pengembangan tanaman Tembakau  (Nicotiana),  biasanya pada awal pembukaan lahan baru untuk  perkebunan kopi, petani  selalu menjadikan tanaman  tembakau sebagai tumpang sari dari tanaman  kopi.  Namun kini  tembakau  sudah menjadi  tanaman utama (monokultur)  pada suatu hamparan  usaha tani. Artinya komoditi ini sudah ditanam  sebagai bagian dari komoditas unggulan perkebunan selain kopi.
Pembinaan dan bimbingan yang serius  dari  bidang perkebunan Dinas Pertanian Aceh Tengah ke seluruh wilayah  sentra produksi tembakau dataran tinggi Gayo, melahirkan  inisiatif petani untuk membentuk sebuah ASOSIASI PETANI TEMBAKAU INDONESIA  (APTI) ACEH TENGAH, dengan pengurus dan keanggotaan dari sejumlah kecamatan  di kabupaten Aceh Tengah.Â
Konon lagi sudah ada kerja sama bidang pemasaran dengan pengusaha rokok asal Sumatera Utara membuat petani tembakau Aceh Tengah semakin bersemangat. Demikian kata ANISAH,SP  seorang pasilitator daerah yang  profesional  memotivasi kelembagaan kelompok tani di provinsi Aceh.
ASOSIASI PETANI TEMBAKAU ACEH TENGAH  dilantik dan dikukuhkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah  Plt. H. JUANDA, SP Sabtu 17 Nopember 2018 di Takengon. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah sangat mendukung terbentuknya asosiasi petani tembakau,  karena  kelembagaan yang kokoh akan lebih mudah untuk dibina, dikembangkan dan diorganisir.Â
Asosiasi dengan langgeng  ikut dalam asuransi petani,  Kredit Usaha Rakyat dari BRI dan bermitra dengan pihak manapun dalam upaya mendongkrak laju pertumbuhan dan kesejahtraan anggota. Pemerintah Daerah  melalui Dinas Pertanian kabupaten Aceh Tengah siap merekomendasi nomenklatur varietas baru khas daerah seperti pada komoditi hortikultura yang sudah punya nama dan hak paten Gayo.  Demikian disampaikan H.JUANDA,SP dalam sambutan singkatnya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) provinsi Aceh SUKURDI ISKA,SH juga hadir dalam acara pelantikan dan pengukuhan asosiasi tembakau Aceh Tengah ini. SUKURDI  optimis Aceh Tengah akan menjadi bagian  dari sentra produksi tembakau se Aceh di Indonesia, mengingat potensi lahan yang subur di setiap lereng bukit negeri antara Aceh Tengah. SUKURDI  juga ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Aceh Tengah, sehingga dalam memotivasi anggota kelompok tani  yang mempunyai lahan tidur untuk bergerak  memanfaatkan sebagai ladang tembakau Gayo lebih cepat terkoneksi.
Budidaya komoditas tembakau ini mempunyai nilai seni yang cukup menarik,  sayatan sebilah pisau tembakau  dan tarian pergelangan tangan ahli  Rajang  NELES tembakau ini membuat petani sekitar tertarik  belajar dan mencintai budidaya,  panen dan pasca panen tanaman yang bernikotin ini. )*
)* Â PP. Abdurrahman,Sp