Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamu Tidak Seperti Dulu, Kayu Putih Aromatherapy...

3 November 2016   17:31 Diperbarui: 3 November 2016   17:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minyak kayu putih "cap lang" sudah menjadi sahabat kami  sejak lama, di kotak obat tidak pernah kehabisan stock, meski begitu saya orang yang anti terhadap minyak kayu putih. Sebenarnya alasannya tidak suka bukan karena hal yang berat, tapi lebih pada pengalaman buruk saat naik bus, karena kondisi perut kosong dan saat yang sama mencium aroma kayu putih sehingga perut mual. Sejak itu saya trauma dengan bau minyak kayu putih. Apesnya, sang istri ternyata sangat mengandalkan kayu putih untuk mengatasi pusing, mengusir nyamuk, atau untuk membuat hangat dada dan perut anak - anak kami.

Ternyata sifat saya juga menurun kepada anak sulung yang tidak suka bau minyak kayu putih. Tetapi istri adalah seorang ibu yang menyanyangi anggota keluarga, 2 anak lakiku selalu mendapat olesan minyak kayu putih setelah mandi. Katanya biar perutnya dan dadanya hangat, tidak mudah masuk angin. Mungkin benar juga kata - kata istriku, istriku selalu mengandalkannya.

Itu cerita masa lalu, minyak kayu putih belum seperti bernuansa aroma khas "aromatherapy" yang  biasa digunakan untuk relaksasi. Kayu Putih Aromatherapy , egitu keluar produk ini, aku penasaran seperti apa baunya, karena memori otakku masih menyimpan sengatan bau dari minyak kayu putih versi lama. Aromanya memang lain dari kayu putih "cap lang" yang lama, ketika tutup dibuka, aroma kayu putih tidak sekeras yang dulu, segar ketika memasuki hidung.   Bahkan sekarang saya suka menghirupnya bila sedang  menulis, aromanya seperi mengangkat kebutuhan otak. Selain itu, saat hujan - hujan seperti ini, secara rutin saya menggosok perut  untuk mencegah masuka angin. Anak sulung saya kemudian saya perkenalkan dengan aroma baru minyak kayu putih ini, tadi sempat menolak, tapi saya beritahu kalau baunya tidak seperti dulu. Lantas dia menbuika penutup dan mencoba menghirupnya. "Benar, pa, baunya enak, aku minta  satu,ya", ujarnya. Lalu dia menyimpan dalam tas sekolah. Terima Kasih Cap Lang,  Teman di Hati, Sahabat Keluargaku

twitter : @sigitbudic

Facebook : trenzpro2001

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun