Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Moral, Buat Jokowi atau Amien Rais?

16 Januari 2019   15:49 Diperbarui: 16 Januari 2019   17:10 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski dikenal sebagai seorang Profesor dari UGM Amien Rais juga seorang politisi kritis di era Orde Baru. Banyak orang mengira mantan Ketua Muhammadiyah ini seorang pejuang tulus ingin membawa masa depan Indonesia lebih baik. Faktanya lain, setelah gagal meraih kursi RI I pada Pilpres 2004 perilaku politik Amien makin menjauh karakter awalnya sebagai seorang intelektual.

Jelang Pilpres 2019 ini, Amien meluncurkan sebuah monograf berjudul "Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral". Apa yang menariknya isi buku ini? Kalau hanya ingin menyerang konsep Revolusi Mental Jokowi dengan alasan tidak ada dokumen otentiknya, sebuah alasan mengada- ada agar bukunya menjadi perhatian publik.

"Jadi menurut saya, Revolusi Mental Pak Jokowi itu memang tidak jelas, tidak ada dokumen autentik yang sebetulnya," katanya seperti dirilis Detik.com (11/01/2019)

Bukan sekali dua kali ia menyatakan suatu yang kontroversial, seperti "Perang Badar" pada Pilpres 2014, Jalan Kaki Jakarta ke Yogya Bila Jokowi Menang Pilpres 2014.

Suka sesumbar dan sikap sektarian sebenarnya karakter aslinya, saya masih teringat sekali pernyataan Amien Rais jauh sebelum Orde Baru runtuh tentang Harian Kompas, ia memlintir kepanjangan Kompas dengan "Komando Pastur" dan mengatakan pembeli Koran Kompas sama dengan membeli satu bata untuk membangun gereja.

Bagaimanana bisa seorang pejuang dengan klaim nasionalis melontarkan pernyataan pandir dan tak bijak seperti itu kepada publik.

Paska meluncurkan buku itu, Amien kabarnya mendapatkan penglihatan berupa tanda-tanda dari langit tentang pergantian Presiden, di sini Amien paham sekali bahwa masyarakat Indonesia doyan hal-hal berbau mistik meski juga beragama. Sekarang narasi mistik dan absurd ini dimainkan untuk menggalang opini,sebenarnya tak masalah dengan semua ramalan dan sesumbar Amien Rais, toh tak ada faktanya.

Tak heran saat ini banyak pihak menggugat labelnya sebagai "Bapak Reformasi", sepertinya label itu bakal berubah menjadi "Bapak Revolusi Moral" entah moral siapa yang ingin dirubah. Faktanya moralitas mayoritas bangsa Indonesia sudah baik, taat beragama, ramah terhadap orang asing, bila masih ada kejahatan di pemerintahan atau di masyarakat bukan berarti moralitas bangsa Indonesia itu buruk.

Lalu moralitas siapa yang ingin di revolusi Amien Rais? Menurut saya, justru moral Amien Rais sendiri perlu di revolusi, tidak menepati sesumbar janjinya, merasa paling suci ternyata terima duit juga, suka menyerang tapi tak suka diserang. Ingat terbongkarnya korupsi di Kemenkes yang melibatkan Menkes era SBY yang alirannya mengalir ke kantongnya.

Saat itu proses hukum belum selesai, Amien sudah mengumbar ancaman akan membongkar kasus - kasus korupsi lainnya, waktu itu saya ingin menunggu keberanian Amien, ternyata jauh panggang dari api alias asal bunyi.

Lalu sikapnya sok tidak butuh Jokowi, setelah Paslon dukungannya kalah di Pilpres 2014 seperti kekalahannya di Pilpres 2004 , partai besutan Amien PAN ternyata tak segalak dirinya, Ketuanya Zulkifli nota bene sang besan mengendap-endap melobi koalisi pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun