Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Megawati, Sosok Pemimpin Tak Wariskan Dendam kepada Bangsa

7 Januari 2019   10:11 Diperbarui: 7 Januari 2019   10:35 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : idntimes.com

Saya teringat peristiwa naas pada Sabtu, 27 Juli 1996 di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl. Pangeran Diponegoro No.58, RT.1/RW.2, Menteng, Kota Jakarta Pusat, kenapa sangat memorable bagi saya? Saat itu saya masih sebagai karyawan magang di sebuah majalah berita nasional  di jalan MH Thamrin, hampir setiap hari melewati kantor pusat PDI itu . 

Menjelang penyerbuan Kantor PDI tersebut, dari hari Senin - Jumat saat melintas, saya sering melihat kerumunan aktifis PDI Pro - Mega yang di halaman dan depan kantor tersebut paska penolakan terhadap Megawati sebagai Ketua PDI oleh rezim Orde Baru (Orba).

Sempat terpikirkan saat itu, kenapa penggerudukan kantor PDI oleh massa Pro- Suryadi (Ketua PDI Konggres Medan) yang didukung aparat militer tersebut dilakukan pada hari Sabtu ? Ternyata untuk menghindari kekacauan pada saat hari kerja, pada masa itu rezim Orde Baru digadang - gadang sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia. 

Tentu pertimbangannya adalah kekacauan yang ditimbulkan bakal menganggu aktifitas bisnis di Jalan Pangeran Diponegoro dan sekitarnya, seperti kawasan Jalan Thamrin, Menteng, dan Sudirman yang posisinya tak terlalu jauh. 

Pada hari senin, 29 Juli 1996 sejumlah media cetak menurunkan berita penyerbuan pendukung PDI Pro-Suryadi ke Kantor PDI yang diduduki oleh massa Pro- Megawati. Sejumlah orang ditangkap, beberapa orang dikabarkan hilang dan  menurut tuturan tetangga saya yang saat itu bekerja di RSCM ratusan orang meninggal di lokasi kejadian. 

Namun sampai hari ini saya belum menemukan data pasti, berapa korban nyawa pada peristiwa tersebut, beberapa tahun lalu Komnas HAM pernah merilis data korban meninggal hanya 5 orang.

Sampai hari ini jumlah nyawa melayang dari peristiwa tersebut masih gelap, terbesit dalam pikiran saya, mengapa saat Megawati menjadi Presiden RI ke-4 tak berupaya mengungkap secara resmi peristiwa tersebut ? 

Dalam satu kesempatan diskusi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Wasekjen, Ahmad Basarah di lokasi peristiwa berdarah 27 Juli 1996 itu, saya menangkap sebuah penjelasan, kenapa Megawati tak membalas dendam saat berkuasa. 

Menurut Hasto, Megawati adalah Rekonsiliator sejati, beliau tidak mau mendendam terhadap pihak - pihak yang pernah menyakitinya dengan kejam. Megawati tidak mau mewariskan dendam kepada bangsa ini. Mak Jleb, luar biasa keteladanan yang dicontohkannya sebagai seorang Pemimpin, bila mengingat cara - cara rezim Soeharto memperlakukan Ayahandanya, Presiden Soekarno yang diusir dari Istana Negara tak persiapan apapun

Sudah terbukti, di banyak media, buku - buku memori sejarah bercerita tentang bagaimana perlakuan rezim Orde Baru terhadap Keluarga Besar Soekarno termasuk Megawati jauh sebelum dia menjadi Ketua PDI terpilih di Kongres Surabaya tahun 1996 dan Ketua PDIP paska Reformasi.

Saat menjadi Presiden, Megawati pernah instruksikan membangun landasan helikopter (Helipad) di Lembaga Pemasyarakat Nusakambangan di mana anak bungsu mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy) ditahan. Pertimbangannya saat itu sederhana, alasan kemanusiaan, Tommy Soeharto adalah anak kesayangan dari mantan orang nomer satu di era Orde Baru. Saya baru mendengar cerita ini  dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jalan P. Diponegoro, Kantor DPP PDIP dalam sebuah acara jelang Ultah ke-46 PDIP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun