Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Faktanya, Kunker Presiden Jokowi Sebabkan Kerumunan

25 Februari 2021   14:13 Diperbarui: 25 Februari 2021   14:20 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Kompas.com

Namun ternyata, bukannya mengaku salah dan beritikad baik meminta maaf, pihak istana justru terkesan membantah dengan seribu satu alasan ataupun kilah dan dalih.

Seperti yang diungkapkan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin;

"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat. Suvenirnya itu buku, kaos, dan masker, tapi poinnya, Presiden tetap mengingatkan warga untuk menggunakan masker."

Ya, begitulah pernyataan Bey yang penulis dapatkan dari berbagai pemberitaan di sejumlah media massa.

Bangke banget ini namanya, lha wong jelas banget kok kelihatan mata, kok ya masih berdalih dan berkilah terkesan membantah.

Aih bagaimana sih Pak Bey ini. Yang goblok siapa sih ini sebenarnya, mbok ya jangan begitu lah, kalau salah ya ngaku aja lah salah, nggak usah alasan, lha wong jelas banget kok pihak protokoler gagal mengatur dan mengendalikan massa, jelas banget kok faktanya kayak apa.

Sebenarnya sih, kalau mau logis, dengan melihat kerumunan masyarakat yang antusias untuk menyambut Presiden Jokowi, harusnya jadi pertimbangan pihak penyelenggara.

Seperti misal, mengalihkan rute Presiden Jokowi agar tidak bertemu dengan kerumunan tersebut misalnya, menunda dahulu untuk sementara waktu sampai kerumunan massal dapat dibubarkan misalnya, dan sebagainya yang intinya dapat mencegah dan membubar kerumunan massal tersebut.

Bisa kok, apalagi sekelas protokoler istana, pastilah bisa menganalisa risiko, bahkan sebenarnya sangat terlatih dan pandai.

Ilustrasi gambar via detik.com
Ilustrasi gambar via detik.com

Tapi sayangnya, pihak protokoler justru lalai dan blunder, hingga akhirnya gagal mengendalikan kerumunan massa yang menyambut Presiden Jokowi. Lebih bangke lagi, Pak Jokowi justru ikut-ikutan blunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun