Karena ada satu keyakinan saya juga bahwa ini adalah suatu ujian bagi saya, kata hati saya mengatakan untuk bersabar dan menerimanya dengan lapang hati.
Mungkin saat ini bukan rezeki, saya yakin pada kesempatan berikutnya pasti kalau sudah rezeki tidak akan tertukar.
Memang saya dan rekan kerja yang lainnya untuk dapat menerima keputusan tersebut terasa berat, tapi ternyata seiring waktu juga yang akhirnya membuktikan.
Bahwa promosi jabatan bila memang didapatkan dengan cara yang tidak fair tersebut akhirnya ketika dipraktikkan di lapangan ternyata akan kelihatan dengan sendirinya aslinya bagaimana.
Maksudnya disini ketika rekan kerja saya yang dipromosikan jabatan dengan cara menelikung saya tersebut ternyata tidak bisa beradaptasi dengan job desk-nya.
Bahkan karena dampak secara psikologis dan image yang terbangun di antara rekan kerja yang lainnya soal promosi jabatannya membuatnya tidak mampu berbuat banyak.
Padahal sebenarnya rekan kerja yang lainnya termasuk saya sudah menerima keputusan bahwa dia jadi atasan kami dan tetap selalu loyal kepadanya.
Tapi ternyata tetap saja dia tidak mampu membangun wibawa, pengaruh dan performanya. Nilai, kualitas dan kinerjanya bukan makin membaik tapi justru makin jeblok.
Akhirnya dengan melihat perkembangan selanjutnya, kantor makin mengetahuinya dan sudah barang tentu akan semakin merugikan manajemen bila tidak ditindak lanjuti.
Sehingga diambilah keputusan bahwa rekan kerja saya tersebut dirotasi ke tempat lain dan manajemen memutuskan menempatkan saya untuk menggantikannya.
Nah, disinilah kiranya maksud saya bisa dipetik hikmah, ketika promosi jabatan didapatkan dengan cara yang tidak fair, pasti akan kelihatan juga hasil kerjanya secara nyata di lapangan.
