Semarang – Dunia pendidikan dasar kembali mendapat suntikan semangat baru dari kreativitas mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Melalui kegiatan Bhakti Akademisi, Sifa Maya Habsi, mahasiswa UNNES, menyerahkan secara resmi sebuah karya inovatif berupa buku ajar berjudul MESTARI (Mengenal Sendi Melalui Tarian) kepada SD Negeri Ngaliyan 5 Semarang.
Bhakti Akademisi merupakan program yang mendorong mahasiswa untuk menghadirkan karya akademiknya agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya sekolah. Program ini menjadi ajang pembuktian bahwa karya mahasiswa tidak berhenti sebagai dokumen akademik, melainkan bisa hadir sebagai solusi nyata dalam dunia pendidikan.
Buku MESTARI yang diserahkan dalam kegiatan ini merupakan produk bahan ajar yang inovatif dan solutif. Sebagai sebuah buku ajar, MESTARI tidak hanya memuat penjelasan materi tentang sistem gerak manusia, tetapi juga mengintegrasikannya dengan seni tari. Buku ini dilengkapi gambar ilustrasi, aktivitas pembelajaran, serta QR Code yang menghubungkan siswa dengan video tari kreasi sederhana bernama Tari Purnima. Dengan cara ini, siswa tidak sekadar membaca, tetapi juga dapat mempraktikkan langsung gerakan yang sesuai dengan jenis sendi yang sedang dipelajari.
Identitas MESTARI sebagai sebuah buku ajar sangat menonjol karena di dalamnya tersusun bab-bab yang memuat pendahuluan, pembahasan, hingga penutup layaknya buku pembelajaran resmi. Selain itu, buku ini dapat digunakan guru sebagai pegangan dalam mengajar, sekaligus menjadi panduan praktis bagi siswa untuk belajar secara mandiri. Kombinasi materi tertulis dan media digital menjadikan MESTARI relevan dengan perkembangan teknologi serta tuntutan pembelajaran abad ke-21.
Pihak sekolah menyambut baik penyerahan buku ini, sebab kehadiran MESTARI dinilai mampu memperkaya strategi pembelajaran di kelas. IPA yang biasanya bersifat abstrak kini menjadi konkret melalui pengalaman praktik menari, sementara seni tari yang sering dipandang sebatas hiburan dapat dimanfaatkan sebagai media untuk memahami konsep ilmiah. Dengan begitu, buku MESTARI mampu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, sekaligus menanamkan nilai budaya kepada siswa.
Sifa Maya Habsi menuturkan bahwa penyusunan buku ini dilandasi semangat untuk menghadirkan media ajar yang lebih dekat dengan dunia anak. Melalui buku MESTARI, siswa dapat memahami bagaimana sendi bekerja dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus merasakan bahwa tubuh manusia adalah instrumen utama dalam seni tari. “Harapannya, buku ini bisa membantu guru, bermanfaat bagi siswa, dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya bangsa,” ungkapnya.
Melalui kegiatan Bhakti Akademisi di SD Negeri Ngaliyan 5 Semarang ini, buku MESTARI tidak hanya hadir sebagai karya mahasiswa, tetapi juga sebagai inovasi pembelajaran yang siap digunakan di ruang kelas. Karya ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa buku hasil karya akademisi muda mampu memberikan dampak positif, menghadirkan pembelajaran yang interaktif, serta menjembatani antara sains, seni, dan budaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI