Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Politik

Deklarasi "KAMI" Menjadi Wadah Kluster Baru Oposisi Sakit Hati?

24 Agustus 2020   20:11 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:19 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu, kelompok manula berusia pensiun mendeklarasikan sebuah gerakan yang dinamakan "KAMI" atau singkatan dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. 

Di dalam koalisi itu, terdapat beberapa nama bekas pejabat negara yang ketika menjabat dulu mereka tidak mempunyai prestasi yang membanggakan. Misalnya, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gatot ini merupakan orang yang paling kencang berteriak soal isu kebangkitan PKI. Sangat disayangkan ketika dulu Gatot menjabat sebagai Panglima TNI, tidak ada satupun PKI yang berhasil ditangkapnya. 

Apakah mungkin, PKI baru muncul saat Gatot sudah pensiun? Atau sebetulnya ia hanya terkena penyakit halusinasi saja. 

Salah satu pentolan "KAMI" yaitu Din Syamsuddin, mantan politisi Golkar pada era Soeharto ini menyatakan, bahwa "KAMI" merupakan suatu gerakan moral bukan suatu gerakan politik. Tetapi dalam salah satu cuitan di akun twitter miliknya, ia justru menyerukan seruan yang mirip dengan usaha untuk memakzulkan presiden Jokowi. Cuitan yang ia tuliskan itu bertepatan dengan hari kemerdekaan republik Indonesia, sayangnya ajakan Din itu tidak direspon oleh masyarakat. 

Bagi masyarakat Indonesia ajakan itu hanya halusinasi Din saja, mirip seperti cerita Lucinta Luna yang sedang mengaku hamil. Mengetahui seruannya diabaikan oleh masyarakat, sehari setelah cuitan tersebut Din mengaku bahwa akunnya telah dibajak oleh orang yang tidak dikenal, ini tentu saja lagu lama, sebab aneh juga gimana Din mau menyelamatkan Indonesia. Jika menyelamatkan akun twitternya sendiri saja dia tidak bisa, yang lebih memiriskan jiwa saya yaitu saat acara deklarasi itu turut dihadiri juga oleh salah satu petinggi kedutaan Palestina di Jakarta. 

Namun, pihak kedutaan Palestina sendiri mengklarifikasi bahwa ia diundang Din untuk merayakan hari kemerdekaan republik Indonesia, bukan untuk merayakan deklarasi politik. Ketika kedutaan Palestina ini mengetahui kalau ternyata isinya hanya deklarasi politik, mereka menyatakan keberatan atas tindakan tersebut. 

Palestina ternyata bukan hanya sering kena prank oleh Israel, kali ini Palestina ternyata juga kena Prank oleh Din Syamsuddin. Soal prank seperti ini kita tidak tahu apakah Din Syamsuddin belajar dari seorang Youtuber di Bandung kemarin. 

Dalam konteks Indonesia, deklarasi "KAMI" mungkin hanya soal prank. Mereka bermaksud membuat konten yang bisa mengecoh publik di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Mereka ngeprank akan menyelamatkan Indonesia, ternyata isinya cuma gerundelan barisan sakit hati yang gak dapat jatah posisi. Singkatnya, mereka teriak mau selamatkan Indonesia, tetapi ujungnya cuma mau selamatkan jabatannya saja. Deklarasi prank ini, sebetulnya hanya membuat kacau situasi di tengah suasana pandemi yang sedang menimpa masyarakat. 

Mereka itu sebenarnya tahu, kalau pandemi ini membuat seluruh dunia terkena krisis. Baik itu krisis ekonomi maupun krisis politik. Di saat krisis seperti itu, bukannya membuat suasana lebih kondusif, kelompok ini malah menciptakan suasana yang gonjang-ganjing. Dapat diduga mereka berharap bisa membuat krisis yang lebih besar lagi dan pada akhirnya menjadi krisis politik untuk memakzulkan Presiden Jokowi. Jika diamati, perilaku seperti mereka ini mirip seperti burung bangkai yang senang melihat mangsanya sekarat.      

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun