Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selamatkan Tulisanmu!

19 April 2019   16:45 Diperbarui: 19 April 2019   21:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.scoopwhoop.com 

Belakangan ini, beberapa media sosial terkenal telah mengalami "down". Tak urung WhatsApp, Facebook juga Instagram mengalami hal itu.  Media-media 'wajib' itu yang selama ini memang telah menjadi kebutuhan primer hampir semua orang di jaman now  ini.  Tak terkecuali juga Twitter kabarnya dulu  pernah mengalami "down" juga. Untunglah kemudian media social dimaksud bisa 'bangun' kembali.

Tak tertutup kemungkinan media online berbasis platform blog semacam Kompasiana ini yang ternyata demikian banyak penggunanya. Terdata  pada https://www.kompasiana.com/tentang-kompasiana/penghargaan,  berkenaan dengan performa dan statistik,  bahwa ternyata Kompasiana ini memiliki member sebanyak 355.000 kompasianer (akun penulis/profil), yang menghasilkan tak kurang  1.500.000 konten (tulisan/artikel). Di mana setiap harinya paling tidak sedikitnya 300 artikel ditayangkan di laman Kompasiana ini.

Kompasiana, sebagai media digital yang masuk 10 besar versi ComScore 2017,  demikian menurut statistik Kompasiana (baca: Tentang Kompasiana),  mampu meraup 26 juta pageviews (pembaca) pada setiap bulannya. Luar biasa!.

Namun bersamaan dengan  keluarbiasaannya itu, mestilah kita waspada, berjaga-jaga, siapa tahu Kompasiana ini juga mengalami "down" seperti halnya medsos-medsos yang telah disebutkan di atas tadi. Kita belum tahu, sejauh mana atau seberapa besar "kekuatan mesin" Kompasiana ini. Meski akun penggunanya masih relatif sangat jauh jumlah dibandingkan akun yang terdafar di media social tadi, yang mencapai bilangan jutaan, puluhan juta, mungkin ratusan juta (data pastinya silahkan ditelusuri sendiri), namun tak salahnya kita berjaga-jaga sebelum itu semua terjadi. Tidak berarti kita berharap itu terjadi.

Seperti diketahui,beberapa waktu lalu, 14 April 2019,  beberapa media social  seperti  Facebook. Whatsapp, dan Instagram sempat tumbang. Layanannya terganggu hingga 3 jam secara bersamaan.  Akibatnya, ketiga aplikasi pun tidak bisa diakses oleh puluhan juta penggunannya di berbagai negara.

Downnya ketiga medsos tadi, menurut "terawangan" Penulis, bisa jadi banyak  kemungkinan penyebabnya. Wajar saja, deras dan padatnya lalu lintas pengguna, besarnya  data yang mampu ditampung oleh server, pula tidak tertutup kemungkinan gangguan yang disengaja oleh semacam "hacker" dengan segala tebaran "malware"nya yang jenius itu.  layak untuk dituding sebagai dalangnya.

Lain daripada itu, sempat ada yang menduga kalau tumbangnya jejaring sosial  tersebut disebabkan oleh serangan distributed denial of services (DDoS). Namun kabar ini langsung ditepis oleh pihak Facebook. Asumsi lainnya adalah adanya kebocoran di border gateway protocol (BGP) yang menyebabkan kekisruhan lalu lintas internet, yang pada akhirnya menyebabkan tumbangnya jejaring-jejaring social tersebut. Demikian dikutip Penulis dari berbagai sumber.

Di balik semua itu, kita sebagai pengguna akun terkait, apapun itu, termasuk kita yang menggunakan Kompasiana sekarang ini, hendaknya melakukan langkah-langkah cerdas dan cepat, mengantipasi  "down" dengan segala dampaknya tadi sebelum itu semua terjadi.

Bayangkan, jika setelah mengalami "down", misalnya Kompasiana yang kita rindukan ini, lalu kemudian tak bangun-bangun lagi, bukan sekedar mati suri, tapi ternyata menutup mata selamanya. Pun misalnya ia sempat terbangun kembali, tak menjamin data-data kita semacam tulisan-tulisan kita (artikel) yang boleh jadi sangat bermanfaat akan  turut "terhangus", tanpa bekas, tanpa jejak, hanya tinggal kenangan. Jangankan bisa mengulangi menulisnya lagi, membayangkannya kata perkata dari judulnya saja pun sudah tidak bisa lagi. Maklum, lupa. Lalu? Tentu akhirnya kita akan menyesal. Gigit jari!

Katakanlah, tak sedramatis itu, terjadi down, lalu  bisa bangun kembali, layanannya berfungsi kembali, dapat di-akses, dalam arti bisa digunakan kembali. Tapi apakah dapat dipastikan akun kita sediri tak mengalami "gegar otak"  akibat benturan kuat dari si "Down" tadi. Atau akibat effect domino yang boleh jadi bisa ditimbulkannya setelah mengalami down lantas  si  "Bang Dadat" kita ini kemudian menderita semacam amnesia, penyakit lupa ingatan (data kita hilang/tak terbaca).  Naahh... siapa yang menyangka semua itu akan terjadi?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun