Musim 2025/26 baru saja dimulai, namun aroma krisis sudah menghantui Manchester United. Kekalahan memalukan dari klub League Two, Grimsby Town, di ajang Carabao Cup, lewat drama adu penalti 12-11, bukanlah sekadar hasil buruk biasa. Ini adalah sebuah alarm bahaya bahwa Manchester United mungkin sedang menuju musim yang lebih buruk dari sebelumnya. Dan di tengah badai ini, sorotan tajam tak terhindarkan tertuju pada sang manajer, Ruben Amorim, yang kini dipertanyakan kebijakannya di bursa transfer.
Onana, Blunder, dan Pertanyaan Kualitas
Pertandingan melawan Grimsby, yang berakhir 2-2 di waktu normal, adalah cerminan dari kerapuhan yang menggerogoti United. Dua kesalahan fatal dari kiper Andre Onana, yang berujung pada gol-gol Grimsby, menjadi simbol masalah yang lebih dalam.Â
Kiper berkebangsaan Kamerun  ini melakukan dua kesalahan fatal selama pertandingan yang langsung berujung pada gol-gol Grimsby Town.
- Blunder Pertama: Onana gagal menangkap tembakan jarak jauh yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya, yang membuat bola muntah dan dimanfaatkan oleh pemain Grimsby.
- Blunder Kedua: Ia melakukan kesalahan umpan yang sangat ceroboh di area pertahanan sendiri, yang langsung direbut lawan dan berujung pada gol kedua Grimsby.
Opini yang berkembang adalah bahwa kualitas individu pemain, terutama di posisi-posisi kunci, tidak cukup mumpuni untuk bersaing di level tertinggi. Ketika seorang kiper kelas atas membuat kesalahan fatal itu bukan hanya masalah teknis, tetapi juga bisa mengindikasikan tekanan mental yang luar biasa.
Musim yang Tak Menjanjikan: Kembali ke Titik Nol?
Musim sebelum-sebelumnya, di bawah asuhan Erik ten Hag, Manchester United menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Namun, dengan pergantian manajer ke Ruben Amorim, harapan baru muncul. Sayangnya, performa di awal musim ini, puncaknya dengan kekalahan dari Grimsby, justru memberikan gambaran yang suram.
Sulit dibantah bahwa Manchester United tidak lebih baik seperti musim kemarin. Tim terlihat kurang bergairah, lini pertahanan rapuh, dan di lini tengah, ada kekosongan yang tidak terisi. Kekalahan ini menunjukkan bahwa masalah United bukan hanya pada satu atau dua pemain, melainkan pada struktur tim secara keseluruhan.
Kebijakan Transfer Amorim
Di sinilah peran Ruben Amorim menjadi sorotan utama. Manajer baru ini, yang didatangkan dengan reputasi cemerlang dari Sporting CP, kini harus bertanggung jawab penuh atas kebijakan transfer di musim ini. Pertanyaan besar yang mengemuka adalah: apa yang salah dengan kebijakan transfer Amorim?
- Perekrutan Kiper: Jika Onana terus melakukan blunder, itu akan menjadi kritik langsung terhadap keputusan Amorim (atau manajemen yang bekerja di bawahnya) untuk mempertahankan atau tidak mencari alternatif kiper yang lebih stabil.
- Kedalaman Skuad: Apakah skuad yang ada cukup dalam untuk bersaing di berbagai kompetisi? Kekalahan dari tim League Two menunjukkan bahwa bahkan dengan tim 'kasta kedua', United kesulitan.
- Target yang Tepat: Apakah Amorim berhasil mendatangkan pemain yang benar-benar cocok dengan filosofi permainannya dan kebutuhan tim? Jika masalah yang sama terus muncul, itu berarti ada ketidaksesuaian antara pemain yang direkrut dan sistem yang ingin diterapkan.