Sebelum maju ke medan perang, seorang prajurit harus mengetahui kekuatan dan kelemahan musuhnya, demi mengatur strategi berperang. Namun jauh sebelum itu, dia harus lebih dulu mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya. Karena musuh terbesar seseorang adalah dirinya sendiri. Kalahkan dulu musuh yang ada di dalam diri, baru melawan musuh di luar. Musuh di dalam diri itu mempunyai seribu topeng (hehe, lebay akh !); bisa mewujud dalam ego, rasa takut, rasa minder, rasa manis…asem…asin…dan rasain lo ! (huahaha, ngawur.com. Maaf, soalnya saya bukan Psikolog, jadi ngelantur deh).
Nah, rasa minder atau nggak pe-de itu bisa dipicu oleh kurangnya menghargai diri sendiri (ini menurut saya, loh ?!).
Kenapa bisa begitu ?
Yah, bisa jadi karena diri nggak punya apa-apa untuk dibanggakan. Ganteng / cantik….nggak ! Tajir….boro-boro. Punya ketrampilan….nggak juga !
Uugh, gimana dong ?
Kalo pengen ganteng / cantik, rada susah ya ngubahnya. Itu kan udah dari sononya. Syukuri aja apa adanya, “Syukur….syukur….saya jelek”. Hush ! Nggak gitu, kali ?! Kan katanya kalo kita tau bersyukur, maka Tuhan akan menambah karunia-Nya.
Nah, kalo pengen tajir dan punya ketrampilan, masih bisa diusahakan. Asalkan ada kemauan dan tekad untuk mewujudkan. Kalo kita punya ketrampilan, insya Allah kekayaan akan datang tanpa undangan ataupun KTP (harap maklum, kekayaan datang sebagai pendatang….belum sempat bikin KTP. Mana Pak RT-nya jarang ada di rumah melulu. Hehe, curcol.com ala kekayaan “si imigran”).
Trus, gimana supaya punya ketrampilan ?
Belajar, donk ! Kalo punya uang, ikutan kursus ini-itu. Kalo bokek, gimana ? Buka internet, googling….cari ilmu ketrampilan gratisan, seperti ini (klik di sini). Nggak punya uang buat internet-an ? Numpang baca buku ketrampilan di toko buku aja, hehe….namanya juga usaha. Udah itu, praktekkan !!! Jangan kebanyakan teori, yang penting AKSI.
Intinya, MENANTANG DIRI SENDIRI.
Ya, saya suka menggunakan kalimat itu. Terdengar seperti Jagoan. Mengalahkan musuh terbesar, yaitu : MENANTANG DIRI SENDIRI—mencoba hal-hal baru, menembus batas imajiner kemampuan diri yang ironisnya kita tetapkan sendiri. Karena sebenarnya kita mampu, asal mau. Jangan terikat oleh bakat. Kemauan, ketekunan, usaha tanpa henti—dapat menyamai bakat.
“Melihat rintangan apa yang menghalangi gerak maju saya. Dapatkah saya meretasnya ? untuk menjadikan diri saya semakin kuat, sehingga meminimalkan kelemahan diri. Agar saya menjadi prajurit yang siap maju ke medan laga kehidupan.”
HASIL MENANTANG DIRI SENDIRI
Inilah bukti fisik usaha perdana saya untuk setiap ketrampilan yang saya coba. Apakah saya berbakat ? Entah… Saya hanya pembelajar.
[caption id="attachment_146308" align="alignnone" width="280" caption="Kartu Ucapan (karya Shy Star)Melukis dengan Origami (karya Shy Star)Paper Quilling (karya Shy Star)Lukis Piring (karya Shy Star)Ukir Sabun (karya Shy Star)Clay Tepung (karya Shy Star)Buku (karya Shy Star)Buku (karya Shy Star)Buku (karya Shy Star)"][/caption]