Mohon tunggu...
Sholaita Sabila Rosa
Sholaita Sabila Rosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Biologi

Saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang S1 di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ): Ekspetasi Vs Realita

1 Agustus 2021   01:27 Diperbarui: 1 Agustus 2021   06:22 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir 2 tahun sejak pandemi Covid-19 terjadi, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan di Indonesia, sebagai metode dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Kebijakan ini diberlakukan demi memutus rantai penyebaran covid terutama di sektor pendidikan. Guru dan siswa mulai dari jenjang PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA hingga perguruan tinggi dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan. 

Harapan pemerintah dengan diberlakukannya PJJ ini pendidikan sebagai hak seluruh rakyat Indonesia harus tetap terpenuhi walaupun berjarak. Namun siapa sangka, pembelajaran jarak jauh yang diharapkan pemerintah tidak terjadi di SDN 2 Cisaat, yaitu salah satu sekolah yang merupakan sekolah mitra dalam kegiatan KKN Tematik UPI 2021.

dokpri
dokpri
Berdasarkan temuan dari hasil wawancara, guru bahkan kepala sekolah di SDN 2 Cisaat belum memahami arti PJJ sesungguhnya. Selama ini PJJ daring dilakukan hanya dengan pendekatan secara asynchronous melalui media Whatsapp group tanpa pernah menggunakan media lain. Beberapa guru di kelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 juga mengemukakan mereka melakukan PJJ luring secara tatap muka biasa dengan kelompok-kelompok siswa di beberapa tempat tinggal masing-masing. 

Padahal yang dimaksud dengan PJJ luring bukan berarti harus bertemu langsung dengan siswa, hal ini bisa membahayakan dan berpeluang terjadinya penyebaran covid-19. PJJ luring yang dimaksud oleh pemerintah yaitu PJJ di luar jaringan internet, dapat menggunakan media televisi, radio, modul mandiri, maupun benda-benda di sekitar untuk belajar tanpa harus terhubung degan internet.

Para guru juga mengungkapkan belum adanya sosialisasi dari dinas pendidikan setempat terkait media pembelajaran yang seharusnya digunakan saat PJJ. Ditambah belum ada kesiapan dari siswa di pedesaan dalam pemberlakuan PJJ seperti ketiadaan perangkat Handphone. Hal ini mengharuskan guru untuk mendatangi siswanya demi berlangsungnya pembelajaran. Miris memang, idealisme PJJ daring di perkotaan seperti penggunan berbagai media berbasis internet maupun melalui pendekatan synchronous justru tidak terjadi di beberapa sekolah di pedesaan.

Adaptasi dan inovasi di tengah pandemi ini memang diperlukan, tetapi semua itu harus ada yang memulai. Beberapa guru di SDN 2 Cisaat mengaku pernah mengikuti beberapa webinar tentang inovasi pembelajaran melalui aplikasi video conference seperti Zoom ataupun melalui siaran langsung di Youtube. Namun belum ada yang memulai menerapkannya kepada siswa. Selain itu kepala sekolah juga belum menerapkan work from home sepenuhnya kepada para guru. Terkadang guru-guru diminta berkumpul untuk berdiskusi di sekolah. 

Hal ini dilakukan karena kepala sekolah membutuhkan respon secara langsung dan real-time. Padahal sebetulnya pertemuan diskusi tersebut bisa disiasati tanpa bertemu langsung yaitu melalui video conference. Akan tetapi kepala sekolah dan guru belum memahami pendekatan secara synchronous yang sifatnya real-time dengan menggunakan media berbasis internet, sehingga pertemuan secara langsung menjadi pilihan terakhir. Mereka belum mengetahui bagaimana cara membuka sebuah rapat online begitu juga dalam pembelajaran.

Maka dari itu berbekal salah satu program KKNT UPI 2021 yaitu mengenai penguatan pembelajaran daring, dikenalkanlah pendekatan synchronous melalui aplikasi Google Meet.

Sosialisasi terkait PJJ beserta pendekatannya
Sosialisasi terkait PJJ beserta pendekatannya
Sosialisasi terkait PJJ beserta pendekatannya
Sosialisasi terkait PJJ beserta pendekatannya

Google meet sebagai aplikasi dari perusahaan Google ini dirasa cocok untuk mengatasi beberapa kelemahan pendekatan synchronous seperti memori perangkat yang tidak mendukung. Aplikasi ini terhubung dengan aplikasi Gmail, selain itu dapat diakses juga  menggunakan browser. Sehingga tanpa menginstal aplikasi android Google meet pun kita masih dapat menggunakannya.

Guru dan kepala sekolah SDN 2 Cisaat juga mencoba mensimulasikan rapat melalui Google meet yang telah dikenalkan sebelumnya.

Simulasi cara memulai rapat online menggunakan Google Meet
Simulasi cara memulai rapat online menggunakan Google Meet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun