Mohon tunggu...
Shohibul Kahfi
Shohibul Kahfi Mohon Tunggu... Guru - say the fact

Guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbandingan Penghuni Surga dan Neraka (1 bading 3.000.000)

1 April 2021   11:22 Diperbarui: 1 April 2021   17:09 11966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Adam adalah nenek moyang manusia pada awalnya berada di surga. Mendapat cobaan dilarang mendekati sebuah pohon khuldi, namun tidak dapat menahan diri, maka terusirlah dari surga. Ia tidak bisa menahan godaan setan untuk mendekati pohon tersebut dan bahkan memakan buahnya.  

Beberapa ulama berbeda-beda pendapat tentang penafsiran pohon dan godaan syetan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa pohon itu adalah benar-benar sebuah tanaman di surga, ada pula yang menyatakan bahwa pohon itu hanyalah sebuah kiasan. 

Menurut pendapat Prof. DR. Damardjati Supadjar, pohon itu hanyalah sebuah kiasan, bagaimana bisa ada larangan di surga? Bukankah syurga tempat kebebasan, apa pun yang diperlukan sudah tersedia dan tinggal ambil, ingin buah apapun juga tinggal petik! Jadi itu hanyalah sebuah kiasan. Mendekati pohon berarti menjauhi Allah s.w.t.. Memakan buahnya berarti merasa memiliki. Adapun mengikuti bujukan syetan, yang dimaksud itu adalah mengikuti  hawa nafsu yang ada dalam dada (hati) nya. (Mawas Diri 228).

Terusirnya Nabi Adam as. dari surga, dapat diambil hikmahnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Janganlah manusia menjauhi Allah (jauh dari kebaikan dan kebenaran), karena segala kebaikan dan kebenaran itu ada pada sisi Allah s.w.t.. Dan janganlah orang merasa, apa pun yang ada pada diri mereka itu adalah miliknya. Karena pada hakikatnya manusiapun milik Allah.  Manusia tidak kuasa apa-apa, bahkan untuk bernafas pun orang tidak kuasa mempertahankannya apabila ajal sudah tiba.

Apa pun yang ada pada diri manusia pada hakikatnya bukan miliknya, tetapi hanya dikuasakan padanya. Pada saatnya manusia akan dimintai pertanggungjawaban, bagaimana cara mendapatkannya dan untuk apa dipergunakannya akan apa pun yang pernah ada padanya termasuk umur.

Nabi Adam telah terusir dari surga dan harus turun ke muka bumi, akan tetapi beliau langsung bertaubat dan minta ampun kepada Allah s.w.t., Tuhan Yang Maha Pengampun menerima taubatnya dan akan mengembalikan Adam beserta keturunannya ke surga, akan tetapi harus melalui beberapa ujian terlebih dahulu, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.    

Nah! seberapa banyakkah keturunan Nabi Adam as. yang selamat (lulus) dari ujian tersebut dan bisa kembali lagi ke surga dan berapa pula yang tidak lulus ?. Ternyata tidak banyak yang berhasil lulus.

Penggalan hadits Rasulullah s.a.w.  :

...,"Demi Allah, aku benar-benar berharap agar kalian menjadi seperempat penghuni surga. Demi Allah, aku benar-benar berharap kalian menjadi sepertiga penghuni surga. Demi Allah aku benar-benar berharap kalian menjadi separoh penghuni surga." Lalu orang-orang bertakbir. Beliau bersabda lagi, "Tidaklah kalian pada hari itu di tengah manusia melainkan seperti sehelai uban pada badan sapi jantan berwarna hitam, atau seperti sehelai rambut hitam di badan sapi berwarna putih." (HR. Bukhari)

Alangkah sedikitnya orang yang selamat, sebagai penghuni syurga nantinya. Kalau dihitung-hitung, seandainya dalam satu senti kulit sapi itu ada 100 bulu, maka dalam seekor badan sapi jantan yang kira-kira lebar kulitnya 3 meter persegi maka jumlah bulunya  3.000.000. Jadi yang masuk surga nantinya kurang lebih hanya satu diantara tiga juta orang. Alangkah sedikitnya.

Apa yang menyebabkan begitu banyak orang yang celaka? Tidak menarikkah syurga? Atau tidak takutkah mereka pada neraka? Atau mereka  tidak tahu? Yang pasti kebanyakan dari orang-orang tersebut tidak mau tahu dan terpedaya dengan kehidupan dunia yang hanya sesaat saja, bahkan tidak lebih dari sekejap mata dibandingkan dengan kehidupan akhirat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun