Mohon tunggu...
Shofian Shalaudin Rahmat
Shofian Shalaudin Rahmat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apapun yang kamu lakukan. Lakukan dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Permasalahan "Usaha Kerupuk" di Tengah Pandemi Covid-19

10 September 2021   11:26 Diperbarui: 10 September 2021   11:29 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama Bu Masini

Nama             : Shofian Shalaudin Rahmat

NIM                : 21050111174

Jurusan         : Manajemen

            Pada saat ini yang tepatnya di era pandemi covid-19 ekonomi dunia sedang mengalami penurunan, dimana banyak sekali pelaku bisnis yang mengalami dampak negatif seperti pemasukan keuangan yang semakin menurun. Dan selain itu permasalahan - permasalahan yang banyak sekali terjadi adalah penurunan tingkat penjualan dikarenakan banyaknya konsumen atau pembeli yang meminimalisir pengeluarannya. Sehingga hal ini merupakan salah satu pemicu terjadinya persaingan yang tidak baik di sektor bisnis dari segi apapun itu. Di Indonesia sendiri seluruh pelaku bisnis dituntut untuk melahirkan dan mengembangkan ide-ide kreatif yang mampu menarik para konsumen dengan sehat. Inovasi sendiri adalah simbol perjuangan bagi seluruh pengusaha yang harus dijadikan sebagai salah satu visi agar majunya perekonomian bangsa dan negara.           

            Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan ekonomi. Hal ini dipastikan dengan adanya banyak usaha yang mengalami gulung tikar ditengah-tengah masyarakat dikarenakan sedikitnya para konsumen. Seperti yang dikabarkan dalam berbagai media nusantara bahwasanya ekonomi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, masyarakat Indonesia sendiri sudah menyadari akan hal itu semenjak COVID-19 memasuki negara Indonesia. Berbagai macam permasalahan bermunculan dalam segala aspek negara terutama dalam bidang perekonomian, permasalahan tersebut terjadi akibat adanya isu-isu yang bertebaran dan hal ini lah yang membuat pelaku bisnis harus menata ulang strategi pemasaran agar terhindar dari pemikiran-pemikiran kuno masyarakat. Ketika membahas perihal perdagangan yang naik dan turun ditengah pandemi covid-19 tentu saja banyak yang merasakan imbasnya. Roda kehidupan layaknya seperti dibuat berbeda dari biasanya, seperti yang terjadi di dalam dunia usaha. Baik usaha yang bersifat UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau lainnya, semuanya ikut merasakan dampaknya.

            Seperti yang terjadi kepada produsen kerupuk rumahan. Sudah sekitar 10 tahun produsen kerupuk rumahan ini berjalan, beralamat di Jalan Gitadini, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kerupuk olahan Bu Marsini (55), masih terus memproduksi hingga saat ini. Namun penjualannya sedikit menurun akibat adanya pandemi covid-19 ini, dikarenakan konsumen yang jarang datang dan membeli tetapi sampai saat ini usahanya masih terus berjalan. Usaha yang dibangunnya sejak tahun 2010 tersebut hanya dibantu oleh suami dan anaknya saja. Dan proses produksinya hanya dilakukan di rumah. Meskipun demikian sudah banyak sekali yang mencari kerupuk buatannya ini, banyak yang sengaja datang kerumahnya hanya untuk membeli kerupuk buatannya. Beliau mengatakan bahwa penjualannya ini sudah mencapai luar kota Magetan, seperti Madiun, Ngawi, Malang, Sragen, Jogja dan beberapa daerah lainnya. Bu Marsini bersama suami dan anaknya memang belum pernah memasarkan atau mempromosikan barang dagangannya melalui media ataupun berjualan online. Akan tetapi usahanya ini berjalan dan dikenal dari mulut ke mulut, sehingga karena relasi yang cukup luas akhirnya kerupuk olahannya ini bisa mencapai ke luar daerah.

            Dalam seminggu, beliau biasanya memproduksi sekitar 20 kg, namun karena adanya pandemi covid-19 sehingga mau tidak mau dirinya menurunkan produksinya menjadi sekitar 10 kg per minggu, beliau menyampaikan bahwa usaha kerupuknya ini bermula ketika Bu Marsini dan suaminya mencoba membuat suatu resep kerupuk olahan. Semula produksinya hanya mencapai 3 kg dalam seminggu. Namun karena semakin hari semakin banyak yang memesan kerupuk akhirnya Bu Marsini menaikan jumlah produksinya. "Sebenernya awalnnya itu hanya coba-coba saja sama suami saya, sembari mencari penghasilan tambahan dihari tua, kalau sudah tua begini kan mau ngapain lagi jadi ya sudah coba usaha ini, dan ternyata banyak yang doyan awalnya tetangga yang membeli terus dibawa ke kampung nya, malah banyak yang pesan jadinya. Sampai pernah banyak sekali pesanan dan tidak sanggup akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu banyak mengambil jumlah pelanggan," ungkapnya. Dikarenakan beliau hanya memproduksi bersama suami dan anaknya saja sehingga sedikit kesulitan jika orderan nya sedang melimpah. Bu Marsini juga menyampaikan jika di hari-hari besar islam seperti menjelang lebaran, kerupuk buatannya ini laris manis dan penghasilan dagangannya bisa naik dua kali lipat.

            Namun karena adanya pandemic covid-19 saat ini, beliau sedikit merugi karena pembeli yang datang jarang. Dalam satu hari Bu Marsini bisa memproduksi 5 kg kerupuk, harga jual yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal hanya Rp.5.000 satu bungkusnya. Dan proses pembuatan kerupuknya ini cukup memakan waktu, yang paling lama adalah proses penjemurannya. Kemudian beliau bercerita jika usahanya ini sangat bergantung terhadap cuaca, jika sedang musim hujan sedikit kerepotan karena kerupuknya menjadi tidak kering sempurna. "Lumayan kalau untuk kehidupan sehari-hari alhamdullilah mencukupi, dalam seminggu penghasilan yang diperoleh bisa sampai Rp.500.000. Tapi kalau di hari libur nasional bisa naik pendapatannya.

            Akibat terjadinya masalah pembatasan akses ditengah pandemi covid-19, strategi yang harusnya mendorong perkembangan kemajuan bisnis terpaksa runtuh dikarenakan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dan sedikit saran dari saya pribadi sebaiknya Bu Marsini juga mencoba untuk mengembangkan strategi pemasaran misalnya dengan menggunkan media social seperti Facebook, Instagram, dll. Dengan adanya saran yang saya berikan kepada Bu Marsini diharapkan bisa untuk mengatasi beberapa hal yang sudah dirugikan dari dampak adanya pandemi covid-19 dan sangat diharapkan dapat membantu para usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk meningkatkan pendapatan yang beberapa tahun ini banyak menurun dan lebih banyak ruginya. Dan dengan adanya pandemi covid-19, semoga tidak menurunkan semangat para pedagang usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk terus berdagang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun